Rabu, 10 Februari 2021
Senin, 14 Januari 2019
Rencana Kampanye Global dan Konferensi Pemuda
Internasional 2013
Hampir sebagian besar Rakyat dunia telah merasakan ketertindasannya, Hampir
sebagian besar Rakyat dunia telah menyadari bahwa ketertindasannya adalah
akibat penghisapan dan penindasan Imperialisme. Jadi, seluruh rakyat harus
perjuangannya antara sector yang satu dengan sector lainnya, baik ditingkat
bangkit dan bersatu. Seluruh Rakyat dunia harus mampu menghubungkan
Latarbelakang
Seperti yang diketahui saat ini, bahwa Imperialisme kian tak berdaya membendung
gelombang resesi ekonomi akibat krisis panjang yang dialaminya. Dalam
kekalutannya untuk menyelamatkan diri dari krisis tersebut, Imperialisme terus
memperhebat derajat penghisapannya terhadap rakyat diseluruh dunia. Berbagai
bentuk kerjasama, baik bilateral maupun multilateral untuk memperkuat
dominasinya, sekaligus sebagai salah satu skema penghisapannya diberbagai negeri
terus dipertahankan dan diperkuat untuk tetap menjamin terpenuhinya setiap
kepentingannya, terutama untuk mengeluarkan diri dari jeratan krisis yang semakin
kronis.
Ditahun 2013 ini, melalui kerjasama-kerjasama Multilateral yang telah dibentuknya,
baik ditingkat dunia secara umum (global) maupun ditingkat regional dengan
berbagai perjanjian kerjasama yang mengikat bagi Negara-negara anggotanya,
Imperialisme telah menetapkan 3 (tiga) agenda konsolidasinya terhadap Negaranegara yang telah berada dibawah dominasinya, yakni melalui: Pertama, 1).
Pertemuan High Level Panel (HLP) untuk melakukan penilaian atas perjalanan dan
pencapaian Millennium Developments Goals (MDGs) sejak tahun 2000-2015,
sekaligus untuk merumuskan rencana program pembangunan paska 2015.
Pertemuan tersebut akan diselenggarakan pada bulan Maret 2013. Kedua.
Pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) yang akan diselenggarakan
pada (Bulan April: Pertemuan Menteri perdaganagan, di Surabaya. Bulan Oktober:
Konsep Umum FMN*
Pertemuan Umum/General, di Bali) 2013. Ketiga, yaitu pertemuan tingkat menteri
kesembilan organisasi perdagangan dunia (WTO) yang akan diselenggarakan pada
bulan Desember 2013. Seluruh agenda tersebut akan diselenggarakan di Bali,
Indonesia.
“Penjelasan umum terkait point-poin pembahasan yang menjadi sorotan utama
ketiga pertemuan tersebut (MDGs, APEC dan, WTO) yang semuanya akan
diselenggarakan di Bali Indonesi, (Terlampir: BACKGROUND NOTES ON MAJOR
UPCOMING INTERNATIONAL EVENTS IN INDONESIA IN 2013)”.
Esensi agenda global bagi Imperialisme
Secara umum, seluruh agenda tersebut memiliki historis dan peran secara spesifik
yang menjadi dasar pembentukannya sebagai kendaraan bagi Imperialisme dalam
menancapkan seluruh skema penghisapannya.
1. MDG’s Bukan Solusi
Millennium Development’s Goal (MDG’s) dalam historisnya, dilahirkan atas situasi
umum Imperialisme, khususnya imperialisme AS yang tengah mengalami krisis
keuangan (Financials Crisis) pada tahun 1997-1998. Krisis tersebut secara lansung
telah melahirkan stagnasi dan merosotnya pertumbuhan ekonomi dan financial
diberbagai negeri, termasuk Negara-negara dikawasan Asia. Sebagai akibatnya,
krisis tersebut telah memukul penghidupan rakyat secara lansung yang diperparah
dengan berbagai kebijakan spekulasi dari pemerintah dalam upaya menghadapi
krisis yang tengah berlansung.
Lahirnya MDG’s juga dipicu oleh kemajuan gerakan rakyat anti-globalisasi dan antiimperialis yang terus meningkat dan semakin militan dan terus meluas diberbagai
belahan dunia selama dekade terakhir dari milenium sebelumnya. Hal ini
ditunjukkan oleh Konferensi Rakyat anti Globalisasi dan anti Imperialis di Manila
pada tahun 1996, Carnaval rakyat Melawan APEC pada tahun 1997, dan gerakan
militant di Seattle pada tahun 1999. Demikian juga dengan gerakan reformasi di
Indonesia pada tahun 1998 yang berujung pada tumbangnya dictator orde baru,
Soeharto.
Akibat krisis tersebut dengan berbagai persoalan social, ekonomi dan politik yang
terus memburuk, MDG’s dilahirkan dengan ilusi berbagai program pembangunan
“se-olah-olah” sebagai solusi atas berbagai tuntutan rakyat. Kenyataannya, skema
tersebut (MDG’s) yang dikontrol secara lansung oleh imperialisme AS melalui PBB,
telah dijadikan sebagai Blue Print program pembangunan diseluruh negeri yang
berada dibawah payung PBB.
Konsep Umum FMN*
Dalam perjalanannya, sejak diluncurkan pada tahun 2000, MDG’s telah digunakan
sebagai tameng untuk menebar ilusi pembangunan dibawah kebijakan neoliberal
Imperialsime yang diterapkan melalui rezim bonekanya diberbagai Negeri,
sekaligus sebagai upaya untuk menghambat laju gerakan rakyat yang terus
meningkat. Lembaga-lembaga keuangan imperialis telah mendorong kebohongankebohongan tersebut kepada rakyat di negara-negara miskin dan bangkrut. Dengan
demikian, MDG’s berfungsi untuk membalut hubungan eksploitatif antara negaranegara dependen (bergantung) dan kekuatan imperialis, dengan demikian mereka
mendustakan kesepakatan yang diajukan oleh mereka sendiri.
2. APEC bukan kerjasama Independent Asia Pasific
Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) sejatinya bukanlah satu skema kerjasama
regional yang independent untuk pembangunan ekonomi Negara-negara dikawasan
Asia Pasifik. Namun APEC telah digunakan sebagai satu kendaraan untuk
mengkonsolidasikan Negara-negara yang berada kawasan Asia yang diikat dengan
seluruh perjanjian kerjasama ekonomi dan perdagangan. Secara khusus, skema ini
sebagai penjamin akan terlibatnya seluruh Negara dikawasan Asia dalam
menjalankan seluruh skema global yang ditransformasikan melalui Negara-negara
Anggota kerjasama global yang telah dibangun dan dikontrol secara lansung oleh
Imperialisme AS.
Pada tahun 2013 ini, sebagai tuan rumah, Indonesia akan mengusung tiga prioritas
utama sebagai bagian perjanjian yang akan disepakati dalam pertemuan APEC
Mendatang. Prioritas utama tersebut yakni, mencapai the Bogor Goals, mewujudkan
kesetaraan dalam pembangunan berkelanjutan, dan mendorong terwujudnya
konektivitas. Gita Wirjawan (Menteri perdagangan RI) menyebutkan, bahwa ketiga
prioritas tersebut diarahkan untuk mewujudkan tema APEC dibawah keketuaan
Indonesia tahun ini, yaitu menjadikan ‘Asia Pasifik yang berdaya tahan sebagai
mesin penggerak pertumbuhan dunia.’ Kepada seluruh Menteri Ekonomi APEC
bahkan ditegaskan, bahwa pentingnya ketiga prioritas utama tersebut ialah sebagai
usaha serius untuk melanjutkan upaya pencapaian the Bogor Goals, yang didasarkan
pada isi deklarasi APEC Bogor “APEC Bogor Declaration” pada tahun 1994, yakni
liberalisasi dan fasilitasi perdagangan, serta investasi yang didukung kerjasama
ekonomi dan teknis.
Pemerintah Indonesia juga menggarisbawahi pentingnya mencapai pembangunan
yang berkelanjutan dengan mengutamakan keadilan dan kesetaraan di antara
ekonomi anggota APEC. Memaksimalkan pelaksanaan program-proram asistensi
dan investasi pengembangan SDM, dukungan nyata bagi Usaha Kecil dan Menengah
Konsep Umum FMN*
(UKM), dan pengembangan inovasi yang dibarengi upaya untuk terus mendukung
kelestarian lingkungan. Tujuan-tujuan umum pembangunan tersebut, dikatakan
sebagai salah satu upaya untuk memperkecil ketidak seimbangan pembangunan
(uneven developments).
Dalam melanjutkan proses pengurangan emisi karbon secara global, tahun ini
Indonesia juga akan mengusulkan penambahan sejumlah produk pertanian yang
ramah lingkungan, seperti Crude Palm Oil (CPO) dan karet, agar dapat dimasukkan
ke dalam daftar APEC Environmental Goods (EGs). Pemerintah meng-Ilusikan bahwa,
selain mendorong pelestarian lingkungan, produk berbasis pertanian ini juga dapat
meningkatkan kesejahteraan para petani, dan pada akhirnya memperkecil
disparitas ekonomi antar anggota.
Terkait dengan kesetaraan, Indonesia akan mendorong agar APEC dapat lebih
memberdayakan UKM, perempuan, pemuda dan kelompok-kelompok yang selama
ini terpinggirkan. Mendag mengatakan, hal ini harus sejalan dengan upaya mencapai
ketahanan pangan, pembukaan akses kepada pembiayaan, mendorong peningkatan
kualitas kesehatan, termasuk pelibatan UKM dalam rantai produksi global.
Pemerintah juga mengajak para Menteri Ekonomi APEC untuk meningkatkan daya
saing kawasan Asia Pasifik dengan memperkuat konektivitas, sehingga transaksi
perdagangan dapat menjadi lebih murah, cepat, mudah, dan aman.
Selain ketiga agenda di atas, Mendag RI mengungkapkan bahwa pada pertemuan
Ministers Responsible for Trade (MRT) tahun ini di Surabaya pada tanggal 20-21
April 2013, Indonesia akan mengajak para Menteri APEC untuk memberikan
dukungan optimal bagi upaya mengatasi kebuntuan Perundingan Putaran Doha
WTO. Sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization
(WTO) 2013, Indonesia akan berupaya agar dapat mencapai kesepakatan dibidang
Fasilitasi Perdagangan dan apa yang dikenal sebagai Paket Negara Kurang
Berkembang (Least Developed Countries Package).
Dari uraian persiapan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia tersebut, dapat
dilihat korelasi lansung antara APEC dengan berbagai skema kerjasama
Imperialisme lainnya, khsusnya terkait dengan MDG’s dan WTO. Dibawah perspektif
pembangunan dan orientasi yang timpang jauh dari aspirasi Rakyat, seluruh
program tersebut hanya akan menjadi ilusi yang akan terus menambah penderitaan
bagi Rakyat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai kenyataan akan
dampak implementasi seluruh perjanjian dan kerjasama tersebut di Indonesia. Baik
dengan Ilusi perdagangan karbon dan Ekonomi hijau (Green Economy) yang terus
Konsep Umum FMN*
memperhebat perampasan tanah kaum tani, meningkatkan angka pengangguran
dan hilangnya sumber-sumber penghidupan Rakyat.
Demikian pula dengan jargon “kerjasama perdagangan yang murah, cepat dan
aman” telah menyebabkan tidak berkembangnya Industri nasional dan bangkrutnya
pengusaha-pengusaha dan pedagang kecil di Indonesia. Hal tersebut tentu saja
hanya menjadi ilusi bagi rakyat ditengah monopoli modal dan pasar oleh kapitalis
monopoli yang tengah terjerat krisis akibat overproduksi didalam negerinya. Target
tersebut, relevan dengan target-target yang ingin di capai oleh WTO melalui
pertemuan tingkat menteri kesembilan pada bulan Desember mendatang. Salah satu
target tersebut yakni, mewujudkan kerjasama perdagangan bebas tariff, atau selaras
juga dengan kerjasama perdagangan global yang dianut oleh banyak Negara dan
kawasan, yakni kerjasama perdagangan bebas (Free Trade Agreements/FTA).
3. WTO Bukan kerjasama Perdagangan yang Adil
Secara khusus terkait dengan WTO sebagai satu-satunya organisasi perdagangan
dunia yang menghimpun berbagai negeri diseluruh kawasan. Organisasi
perdagangan dunia (WTO) secara histories memang dibentuk sebagai salah satu
skema liberalisasi perdagangan. Celakanya, untuk mendapatkan keuntungan yang
berlimpah, tidak hanya dalam aspek financial, namun juga dalam aspek politik dan
kebudayaan, melalui kebijakan yang ditetapkan dalam organisasi tersebut (WTO),
Imperialisme telah menggeret sejumlah sector public kedalam sector jasa, sehingga
dapat diperjual belikan, termasuk didalamnya adalah sector pendidikan, kesehatan
dan, teknologi informasi dan komunikasi.
Sepanjang keberadaannya hingga kurang lebih 19 tahun (1994-2013) sekarang ini,
telah terbukti bahwa WTO sama sekali tidak berguna bagi rakyat, bahkan
sebaliknya organisasi perdagangan ini hanya menguntungkan bagi Imperialisme
dan telah menyengsarakan rakyat. Karenanya, atas berbagai kerusakan yang telah
menciptakan penderitaan bagi rakyat, maka sudah sepantasnya organisasi
perdagangan tersebut untuk dihapuskan. Rakyat harus mulai merumuskan dan
mendorong terbentuknya alternatif-alternatif kerjasama perdagangan yang adil,
mengabdi pada rakyat dan saling menguntungkan bagi semua pihak.
Namun demikian dalam perjuangan untuk menghapuskan skema liberalisasi
tersebut, Imperialisme juga tidak akan pernah sudi untuk menyerahkannya secara
sukarela begitu saja. Demikian pula usaha untuk merumuskan skema perdagangan
yang adil dan saling menguntungkan sampai dengan upaya-upaya untuk
membangun alternatif-alternatif kerjasama perdagangan yang sesuai dengan
harapan rakyat tersebut, tidak akan pernah terwujud tanpa adanya desakan yang
Konsep Umum FMN*
kuat dari rakyat diseluruh sector. Untuk hal tersebut, maka rakyat harus mulai
secara intensif dan massif melakukan propaganda-propaganda dan kampanye untuk
memblejeti kebusukan dari WTO yang dikendalikan secara penuh oleh Imerialisme.
Hal tersebutlah yang menjadi dasar pemikiran akan pentingnya bagi kita (Seluruh
kalangan rakyat progressif) untuk segera mengkonsolidasikan diri dan
merumuskan taktik dan strategi bersama, guna mewujudkan harapan tersebut.
Menyelenggarakan serangkaian agenda untuk menyikapi pertemuan tingkat
menteri yang akan diselenggarakan di Bali, pada bulan Desember mendatang tentu
saja memiliki nilai yang besar sebagai usaha-usaha persatuan bagi gerakan rakyat
untuk memblejeti dan melawan seluruh kebijakan dan skema penghisapan
imperialisme terhadap rakyat diseluruh dunia.
Tujuan
Tujuan dari kampanye global ini adalah untuk terus memperluas kesadaran rakyat
anti Imperialisme, untuk memperbesar dan memperkuat persatuan rakyat secara
sektoral dan multisektoral, baik didalam Negeri, ditingkat regional dan
Internasional.Secara spesifik, tujuan dari kampanye ini, yakni:
1. Memperkuat persatuan dan konsolidasi gerakan pemuda dan mahasiswa
bersama gerakan rakyat disektor lainnya secara umum ditingkat local hingga
nasional
2. Melakukan Penyadaran kepada massa atas esensi dari seluruh kerjasama
multilateral (Global dan Regional) yang berada dibawah control Imperialisme AS
dan Dampaknya bagi Rakyat
3. Melakukan pembelejetan atas seluruh Kerjasama Multilateral dan bilateral yang
tidak berpihak kepada rakyat
4. Untuk meningkatkan kesadaran massa atas skema-skema penindasan
Imperialisme di Indonesia
5. Membangkitkan kesadaran massa untuk berorganisasi dan melakukan
perlawanan atas segala bentuk penindasan yang dialaminya
6. Untuk merangkul massa seluas-luasnya dalam gerakan melawan dominasi
imperialisme (Perspektif anti mperialis)
7. Membangun Aliansi Sektoral dan multisektoral yang lebih luas ditingkat Lokal
dan nasional
Target
1. Terkonsolidasi, menguat dan meluasnya persatuan gerakan pemuda dan
mahasiswa bersama gerakan rakyat disektor lainnya secara umum di tingkat
local dan nasional melalui kerjasama kegiatan/Kampanye bersama.
Konsep Umum FMN*
2. Meluasnya kesadaran rakyat atas skema penindasan Imperialisme di Indonesia
dan secara global
3. Terlibatnya massa secara luas dalam setiap tahapan kampanye di Tingkat local
maupun kampanye yang dikoordinasikan secara Nasional, regional hingga
tingkat Internasional
4. Terealisasinya rekruitmen (penambahan) anggota secara massif bagi seluruh
Organisasi yang tersatukan dalam konsolidasi disetiap daerah secara Nasional
5. Terbangunnya komite kerja (kepanitiaan bersama) kampanye global dan
konferensi pemuda Internasional diseluruh daerah
6. Terbangunnya Aliansi Rakyat Indonesia/Indonesian People Alliance (ARI/IPA)
disetiap daerah ataupun aliansi lainnya dengan garis politik yang sejalan dengan
IPA, sebagai Aliansi Multisektoral secara luas, sebagai Aliansi melawan seluruh
Agenda global 2013
7. Merangkul Organisasi sektoral pemuda dan Mahasiswa, baik sebagai tulang
punggung (Core group/Back bond) dalam Aliansi Sektoral maupun sebagai
Anggota Aliansi yang dapat mendukung perluasan kampanye dan persebaran
jaringan, sekaligus sebagai penghubung dengan massa secara luas
8. Terbangunnya Aliansi sektoral pemuda dan Mahasiswa tingkat local dan
nasional, serta dipahaminya arti penting pembangunan Aliansi sektoral tingkat
nasional, regional sampai Internasional (Ada Komitmen Anggota Aliansi Sektoral
untuk terlibat dalam Konferensi Pemuda Internasional-WPYC)
9. Diketahuinya/Dikenalnya FMN secara luas sebagai Ormas mahasiswa anti
Imperialisme dan Feodalisme, ASA ditingkat Asia Pasific dan ILPS sebagai Aliansi
Anti Imperialisme skala Internasional
Rencana Kegiatan
Sebagai upaya untuk mewujudkan seluruh tujuan dan mencapai target-target
tersebut, organisasi harus menjalankan prinsip-prinsip yang menjadi prasyarat
mendasarnya dengan melibatkan massa dan anggota sebesar-besarnya. Syaratsyarat yang harus dipenuhi adalah mengintensifkan kerja-kerja Propaganda,
pendidikan massa dan pembangunan Aliansi dan jaringan yang luas dan kuat.
A. Pendidikan dan Propaganda
1. Pendidikan Massa
Pendidikan Massa akan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman
dan kesadaran Anggota organisasi (FMN) khususnya dan, massa luas pada
umumnya. Pendidikan akan diselenggarakan dalam berbagai bentuk secara massif
dibasis-basis setiap cabang persebaran Organisasi. Secara formil, bentuk pendidikan
utama yang akan dilakukan adalah dengan menyelenggarakan forum-forum luas
seperti Seminar, Workshop dan bentuk-bentuk lainnya.
Konsep Umum FMN*
a). Pendidikan Internal
Pendidikan Internal adalah pendidikan yang dilakukan didalam Internal Organisasi
dan aliansi dengan peserta utama adalah pimpinan dan anggota organisasi
dikampus-kampus setiap basis persebaran organisasi diseluruh cabang.
Pendidikan Internal akan dilakukan secara Intensif melalui group-group anggota,
aliansi dan massa disetiap kampus. Sedangkan materi utama dalam pendidikan
Internal ini adalah, Materi tentang prinsip dan garis perjuangan organisasi, materi
yang disarikan dari analisis situasi sektoral, nasional dan Internasional dan,
selanjutnya materi tentang analisis komprehensif terkait dengan ketiga agenda
global tersebut. Seluruh materi akan dikorelasikan dengan situasi umum pemuda
dan Mahasiswa di Indonesia serta keadaan khusus disetiap daerah/cabang.
Penetapan materi didasarkan pada espectasi untuk meningkatkan pemahaman dan
kesadaran anggota akan manifestasi dan bagaimana mengimplementasikan prinsipprinsip dan garis perjuangan Organisasi. Selanjutnya, untuk meningkatkan
pemahaman dan kesadaran anggota terkait dengan perkembangan situasi umum
imperialisme dan dampaknya bagi rakyat, khususnya disektor pemuda dan
mahasiswa serta pendidikan secara umum. Kaitannya dengan materi terakhir,
ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran Anggota terkait dengan
ketiga agenda global tersebut secra khusus, dan kerjasama bilateral dan multilateral
lainnya sebagai skema penghisapan Imperialsime lainnya dalam menghisap dan
menindas rakyat, serta untuk memahami implementasi dan dampaknya secara
lansung disektor pemuda dan pendidikan secara umum.
Secara general, Pendidikan Internal akan dilakukan dalam bentuk Workshop
Nasional yang melibatkan “perwakilan” pimpinan (Cabang dan Ranting) seluruh
Cabang FMN. Materi yang akan disajikan dalam workshop, selain ketiga materi
utama (substansi) diatas, yakni tentang “Rencana dan Konsep Kampanye Global”
yang telah disusun oleh Pimpinan Pusat.
b). Pendidikan luas
Pendidikan luas adalah pendidikan yang diselenggarakan secara luas ditengahtengah massa, utamanya dikampus-kampus setiap basis persebaran organisasi
diseluruh cabang dan dikampus-kampus sasaran ekspansi.
Pendidikan massa akan dilakukan secara Intensif melalui forum-forum luas yang
diselenggarakan oleh Organisasi secara lansung maupun kegiatan yang
diselenggarakan melalui kerjasama dengan lembaga dan organisasi lainnya, serta
Konsep Umum FMN*
melalui group-group kontak yang dibangun oleh anggota disetiap kampus.
Sedangkan materi utama dalam pendidikan luas ini adalah, materi yang disarikan
dari analisis situasi sektoral, nasional dan Internasional yang dikemas sesuai
dengan tingkat kesadaran massa dan, selanjutnya materi tentang analisis
komprehensif terkait dengan ketiga agenda global tersebut. Kedua materi akan
dikorelasikan dengan situasi umum pemuda dan Mahasiswa di Indonesia secara
umum dan kekhususan disetiap daerah.
2. Propaganda Massa
Propaganda akan dilakukan secara berkesinambungan, massif dan intensif ditengah
massa. Propaganda paling utama ditujukan untuk membangkitkan kesadaran massa
secara luas terkait dengan esensi dari ketiga agenda global dan hubungannya
dengan persoalan pemuda dan pendidikan di Indonesia. Materi propaganda
mencakup soal analisis situasi sektoral, nasional dan Internasional, analisis
komprehsensif agenda global serta implementasi dan dampaknya terhadap pemuda
dan mahasiswa. Secara persuasive, isi propaganda akan memberikan gambaran
awal karakter masyarakat Indonesia dan persoalan pokoknya sebagai akar dari
persoalan pemuda dan pendidikan di Indonesia serta jalan keluarnya.
Bentuk-bentuk Propaganda yang akan dilakukan antara lain:
a). Seminar dan Workshop
Seminar dan Workshop akan diselenggarakan secara parallel dengan kedudukan
dan tujuan secara spesifik dari tahap persiapan hingga Puncak kampanye.
Konsultasi Sektoral
Konsultasi sektoral akan diselenggarakan dalam bentuk Seminar dan Workshop di
Tingkat Lokal dan Nasional. Konsultasi sektoral diselenggarakan sebagai salah satu
tahapan menuju kampanye puncak, dengan tujuan untuk menghimpun data dan
analisis persoalan sektoral pemuda dan mahasiswa dengan bentuk-bentuk khusus
disetiap kampus diseluruh daerah sebagai bahan analisis komprehensif persoalan
pemuda dan mahasiswa untuk penyusunan materi propaganda sektoral. Peserta
dari konsultasi sektoral adalah massa pemuda dan mahasiswa, baik yang sudah
terorganisir didalam organisasi-organisasi kemahasiswaan didalam kampus
maupun diluar kampus, organisasi pemuda disetiap daerah dan massa luas lainnya.
- Konsultasi sektoral tingkat Lokal
Konsultasi sektoral ditingkat local akan di Hosting secara lansung oleh FMN
bersama “aliansinya” disetiap Cabang dengan menggalang organisasi pemuda
dan mahasiswaan di daerah masing-masing untuk dilibatkan dalam kegiatan,
baik sebagai host (Kepanitiaan) bersama maupun sebagai peserta yang
Konsep Umum FMN*
kemudian akan ditindak lanjuti sebagai anggota Aliansi sektoral ditingkat local,
khususnya dalam penyikapan agenda global dan sebagai peserta konferensi
nasional dan Internasional.
Secara khusus, konsultasi sektoral tingkat local diprioritaskan dapat terlaksana
di kota-kota besar (Pusat Industri) dan yang memiliki Konjen AS, diantaranya:
1). Jakarta : Pusat Pemerintahan/Ibu Kota Negara dan terdapat Kodubes
AS
2). Surabaya : Pusat Industri wilayah Jawa Timur dan terdapat Konjen AS
3). Yogyakarta : Sebagai kota pendidikan
4). Bandung : Pusat Industri
5). Medan : Kota Industri dan memiliki Konjen AS
6). Makasar : Kota wilayah pengembangan Industri
7). Bali : Tempat penyelenggaraan seluruh agenda Global dan memiliki
Konjen AS
8). Mataram-NTB: Kota yang terletak di Pulau terdekat dengan Bali sebagai salah
satu topangan basis massa untuk Mobilisasi puncak kampanye pada Bulan
Desember
- Konsultasi sektoral tingkat Nasional
Konsultasi Sektoral di tingkat Nasional akan diselenggarakan untuk menghimpun
kesimpulan-kesimpulan dan resolusi yang dihasilkan dalam konsultasi-konsultasi
sektoral ditingkat local diseruh daerah.
Konsultasi ditingkat nasional akan melibatkan seluruh jaringan pemuda dan
Mahasiswa yang ada di Jabodetabek khususnya dan organisasi-organisasi pemuda
dan mahasiswa diseluruh daerah secara umum, terutama Organisasi-organisasi
yang sudah terlibat didalam konsultasi sektoral tingkat local, atau minimal
perwakilan dari Aliansi/Jaringan pemuda dan mahasiswa ditingkat local yang
terbangun melalui konsultasi-konsultasi sektoral diseluruh daerah.
Waktu pelaksanaan kegiatan Konsultasi Sektoral:
- Tingkat Lokal : Mulai Bulan Maret-Juli 2013
- Tingkat Nasional : Bulan Agustus/September 2013 di Jakarta
b). Penyebaran selebaran
Penyebaran selebaran akan dilakukan disetiap kampus basis persebaran FMN.
Konten yang dimuat didalam selebaran akan didasarkan pada hasil Investigasi
dikampus dan cabang masing-masing dan dikorelasikan dengan analisis terkait isu
ketiga Agenda global dan bentuk kerjasama lainnya. Selebaran akan diterbitkan
Konsep Umum FMN*
setiap bulan dan disesuiakan dengan perkembangan Isu sektoral dan multisektoral
yang tengah berkembang ditingkat local dan nasional dan dihubungkan dengan
momentum kampanye lainnya sepanjang tahun 2013.
c). Panflet
Panflet akan diterbitkan dalam bentuk cetak dan Elektrik. Konten dan Momentum
sama dengan selebaran dan memberikan tekanan-tekanan khusus pada isu dan
momentum kampanye, khususnya terkait dengan ketiga agenda global.
d). Memaksimalkan propaganda Online
Propaganda Online yang digunakan adalah, Mailing list, Blog, FB dan, Tweeter.
Propaganda Online akan menerbitkan release-realese organisasi, statemen, update
analisis, kegiatan-kegiatan kampanye, design-design poster, Panflet, Sticker, dan
Video-video pendek.
B. Pembangunan Aliansi
Pembangunan aliansi ini ditekankan tidak hanya untuk memperbesar barisan
didalam penyikapan seluruh Agenda tersebut, namun pembangunan Aliansi yang
luas dan solid ini adalah bagian kerja massa membangkitkan, mengorganisasikan
dan menggerakkan massa.
Dalam pekerjaan ini, FMN akan berupaya sekeras-kerasnya untuk dapat merangkul
organisasi seluas-luasnya, baik sektoral maupun multisektoral. Secara khusus untuk
kampanye Global ini, Aliansi yang akan dibangun adalah Aliansi Rakyat
Indonesia/Indonesian People’s Alliance (ARI/IPA) sebagai kendaraan dalam
menyikapi seluruh Agenda global tersebut.
Untuk barisan sektoral
FMN harus merangkul seluruh organisasi pemuda dan mahasiswa di tingkat
nasional dan disetiap daerah, melalui cabang dan basis-basih terendah organisasi
disetiap kota persebaran FMN, baik organisasi dependen kampus, Ormas (Ormas
demokratis, Cipayung maupun primordial) dan organisasi pemuda tingkat local,
baik yang ada didalam kampus maupun diluar kampus.
Seluruh Organisasi yang sudah diidentifikasi, dirangkul agar dapat tergabung
didalam IPA dengan melakukan propaganda secara intensif, ajakan kerjasama dan
pelibatan didalam kegiatan.
Untuk Aliansi Multisektoral
Konsep Umum FMN*
Seluruh Cabang diharapkan dapat menarik organisasi-organisasi massa diseluruh
sektor, NGO, Individu akademisi dan intelektuil progressif yang ada ditempat kerja
masing-masing.
Setelah melakukan Identifikasi atas Organisasi-organisasi tersebut, upaya
pembangunan Aliansi akan mulai dikerjakan dengan melakukan pertemuan (tahap
awal dapat dilakukan satu persatu/bilateral) atau kunjungan-kunjungan kepada
organisasi sasaran pembangunan aliansi. Dalam pekerjaan tersebut, petugas sudah
mulai melakukan propaganda substansi (analisis) agenda global dan isu lainnya,
propaganda tentang program kampanye dan rencana aksi dan, sekaligus ajakan
kerjasama untuk menjadi host bersama atau menjadi bagian aliansi.
Agar pekerjaan tidak timpang, atau berjalan sebelah, organisasi-organisasi yang
sudah sepakat dan komitmen untuk menjadi bagian aliansi akan lansung dilibatkan
dalam kerja-kerja penguatan dan perluasan aliansi dan pekerjaan-pekerjaan lainnya
dalam rangka mensukseskan kampanye global dan pembangunan aliansi sektoral
pemuda dan mahasiswa yang kuat dan luas.
C. Mobilisasi
Pekerjaan mobilisasi akan dijalankan dalam setiap kegiatan. Secara khusus,
mobilisasi massa untuk aksi-aksi demonstrasi akan dilakukan dalam rangkaian
konsolidasi-konsolidasi umum sektoral hingga puncak kampanye 2013 yang akan
diselenggarakan bertepatan dengan penyikapan WTO dan Konferensi Pemuda
Internasional. Mobilisasi juga akan dilakukan dalam menyikapi isu-isu khusus
pemuda dan pendidikan yang sedang berkembang dan, mobilisasi dalam
penyikapan momentum-momentum umum kampanye yang diselenggarakan setiap
tahun. Secara spesifik, mobilisasi akan dilakukan pada:
1. Konsultasi nasional sektoral pemuda dan mahasiswa
Mobilisasi ini dilakukan sebagai salah satu rangkaian konsultasi sektoral nasional
yang diselenggarakan untuk menghimpun/mengkonsolidasikan hasil konsultasi
sektoral tingkat local. Mobilisasi ini dilakukan untuk tetap meningkatkan nuansa
dan kestabilan politik kampanye agenda global sampai dengan puncak kampanye.
Secara khusus juga untuk memperkuat ikatan dan konsolidasi sektoral. Mobilisasi
dalam rangkaian konsultasi nasional sektoral akan diselenggarakan di Jakarta pada
bulan September.
2. Hari Mahasiswa Internasional
Konsep Umum FMN*
Mobilisasi pada momentum hari Mahasiswa Internasional/International Stuudent’s
Day (ISD, 17 November) akan diselenggarakan secara Nasional diseluruh Cabang
FMN dan sekaligus sebagai rangkaian konferensi nasional pemuda Indonesia.
Mobilisasi ini akan diselenggarakan di Jakarta atau Bali (Akan disesuaikan pada
kondisi keuangan dan efektifitas kampanye).
3. Penyikapan APEC Summit
Mobilisasi akan diselenggarakan secara nasional diseluruh cabang FMN dan
dipusatkan di Bali dan Jakarta. Mobilasi dalam rangka penyikapan APEC tersebut
akan diselenggarakan pada Bulan Oktober.
4. Aksi piket pemuda dan mahasiswa sebagai rangkaian penyikapan WTO
(People Global Camp) dan konferensi pemuda Internasional
5. Mobilisasi umum penyikapan WTO
Mobilisasi akan dilakukan secara nasional diseluruh basis FMN. Pusat mobilisasi
akan dilakukan di Bali dan Jakarta. Mobilisasi puncak tersebut sekaligus sebagai
ruang untuk mengkampanyekan terlaksananya konferensi pemuda Internasional
dan terbentuknya komite koordinasi dan program perjuangannya. Secara khusus
untuk Mobilisasi yang diselenggarakan di Bali akan melibatkan seluruh peserta
Konferensi dan people global camp (PGC). Basis kongkrti mobilisasi yakni dari
kampus-kampus basis FMN di Denpasar dan di topang oleh Massa FMN Surabaya
dan Mataram-Lotim.
6. Mobilisasi umum
Mobilisasi umum akan diselenggarakan berdasarkan momentum kampanye yang
senantiasa disikapi setiap tahun, seperti:
May Day, 1 Mei
Hardiknas, 2 Mei
HARLAH FMN, 18 Mei (Satu dasawarsa FMN)
HTN, 24 September
Sumpah Pemuda, 28 Oktober
ISD (Include Mobilisasi khusus)
Hari HAM, 10 Desember
7. Mobilisasi dalam situasi khusus (Respon cepat)
Mobilisasi lainnya akan dilakukan berdasarkan perkembangan situasi politik
nasional dan situasi rakyat. Mobilisasi ini adalah mobilisasi yang dilakukan
Konsep Umum FMN*
dalam menyikapi isu-isu panas yang berkembang dan situasi khusus atas kasuskasus penindasan kejam rezim terhadap Rakyat.
D. Deklarasi Jaringan/Aliansi Sektoral (Konferensi Nasional dan
Internasional)
1. Konferensi Nasional Pemuda dan Mahasiswa Indonesia (National
Conference of Indonesian Youth and Educations/NCIYE)
Konferensi ini, pada awalnya ditargetkan dapat terlaksana pada Bulan November
2013. Namun untuk mengefektifkan mobilisasi dan biaya, Konferensi Nasional akan
diselenggarakan pada Bulan Oktober, bertepatan dengan Penyikapan APEC dan hari
sumpah Pemuda.
Tujuan dari Konferensi ini adalah untuk pengukuhan jaringan/persatuan pemuda
dan mahasiswa Indonesia secara Nasional sebagai media untuk mengikat
organisasi-organisasi sektoral yang sudah digalang secara nasional dengan
disandarkan pada persatuan politik dan program. Output konferensi ini juga untuk
menyiapkan sandaran kongkrit aliansi sektoral yang menjadi basis utama mobilisasi
dalam konferensi pemuda Internasional dan penyikapan WTO, di Bali.
Espektasi jangka panjangnya, Output dari Konferensi ini dapat dijadikan sebagai
kendaraan untuk mempermudah kerja-kerja pembangunan ormass pemuda
(komprehensif) skala Nasional.
2. Konferensi Pemuda dan Mahasiswa Internasional (World People Youth
Conference/WPYC)
Konferensi pemuda Internasional akan diselenggarakan pada Bulan Desember
sebagai salah satu rangkaian kampanye penyikapan WTO. Secara umum, konferensi
ini ditujukan untuk memperluas persatuan dan jaringan pemuda dan mahasiswa
internasional anti Imperialisme. Secara khusus untuk memperkuat konsolidasi
anggota dan memperbesar organisasi (Rekruitmen dan perluasan), mempermudah
perluasan dan penguatan aliansi sektoral tingkat local dan nasional dan, untuk
memperluas garis anti Imperialisme dikalangan pemuda dan mahasiswa di
Indonesia.
E. Kebutuhan
1. Materi
Kebutuhan materi yang harus disiapkan adalah:
1). Analisis Sektoral, Nasional dan Internasional.
Konsep Umum FMN*
Note: Untuk Komite/Panitia tingkat local, materi/analisis akan ditambahkan dengan
analisis situasi umum local/daerah, secara sektoral dan multisektoral
2). Analisis komprehensif tentang Agenda Global (MDG’s, APEC dan, WTO)
3). Material/Media Propaganda: Power Point, Flayer, Panflet, Livelet, dll.
2. Perlengkapan
1). Perlengkapan yang dibutuhkan untuk seluruh Agenda akan disesuaikan dengan
bentuk-bentuk kegiatan yang diselenggarakan. Namun kebutuhan-kebutuhan
perlengkapan yang harus dipenuhi secara umum adalah, kebutuhan-kebutuhan
kegiatan yang organisir dan dikoordinasikan secara lansung oleh Pimpinan Pusat,
seperti: Konsultasi Sektoral tingkat local didaerah-daerah/Kota Prioritas, Konsultasi
Sektoral Nasional, Konferensi Nasional, Konferensi Internasional, Mobilisasi
Nasional. Adapun kebutuhan-kebutuhan perlengkapan yang harus dipenuhi antara
Tempat Kegiatan (Untuk Seminar dan Workshop Sektoral tingkat Lokal dan
Nasional, konferensi nasional dan Internasional)
Penginapan Peserta (Untuk acara Konsultasi sektoral tingkat Nasional,
Konferensi Nasional dan Internasional)
Baliho
Spanduk Seminar dan Workshop
Spanduk Aksi/Mobilisasi
Poster-poster tuntutan dan jargon Kampanye
3. Financial
Kebutuhan financial didasarkan pada kebutuhan seluruh kegiatan dan pekerjaan,
baik kebutuhan sepanjang persiapan dan kebutuhan dalam pelaksanaan kegiatan.
Catatan:
Stiap Levelan Organisasi dan aliansi, diharapkan bisa menyusun secara Rijit, terkait
dengan:
- Rancangan budget seluruh rangkaian kegiatan
- Strategi dan sasaran fundraising
- Target fundrising dan saving kontribusi terhadap komite/panitia Nasional
Internasional 2013
Hampir sebagian besar Rakyat dunia telah merasakan ketertindasannya, Hampir
sebagian besar Rakyat dunia telah menyadari bahwa ketertindasannya adalah
akibat penghisapan dan penindasan Imperialisme. Jadi, seluruh rakyat harus
perjuangannya antara sector yang satu dengan sector lainnya, baik ditingkat
bangkit dan bersatu. Seluruh Rakyat dunia harus mampu menghubungkan
Latarbelakang
Seperti yang diketahui saat ini, bahwa Imperialisme kian tak berdaya membendung
gelombang resesi ekonomi akibat krisis panjang yang dialaminya. Dalam
kekalutannya untuk menyelamatkan diri dari krisis tersebut, Imperialisme terus
memperhebat derajat penghisapannya terhadap rakyat diseluruh dunia. Berbagai
bentuk kerjasama, baik bilateral maupun multilateral untuk memperkuat
dominasinya, sekaligus sebagai salah satu skema penghisapannya diberbagai negeri
terus dipertahankan dan diperkuat untuk tetap menjamin terpenuhinya setiap
kepentingannya, terutama untuk mengeluarkan diri dari jeratan krisis yang semakin
kronis.
Ditahun 2013 ini, melalui kerjasama-kerjasama Multilateral yang telah dibentuknya,
baik ditingkat dunia secara umum (global) maupun ditingkat regional dengan
berbagai perjanjian kerjasama yang mengikat bagi Negara-negara anggotanya,
Imperialisme telah menetapkan 3 (tiga) agenda konsolidasinya terhadap Negaranegara yang telah berada dibawah dominasinya, yakni melalui: Pertama, 1).
Pertemuan High Level Panel (HLP) untuk melakukan penilaian atas perjalanan dan
pencapaian Millennium Developments Goals (MDGs) sejak tahun 2000-2015,
sekaligus untuk merumuskan rencana program pembangunan paska 2015.
Pertemuan tersebut akan diselenggarakan pada bulan Maret 2013. Kedua.
Pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) yang akan diselenggarakan
pada (Bulan April: Pertemuan Menteri perdaganagan, di Surabaya. Bulan Oktober:
Konsep Umum FMN*
Pertemuan Umum/General, di Bali) 2013. Ketiga, yaitu pertemuan tingkat menteri
kesembilan organisasi perdagangan dunia (WTO) yang akan diselenggarakan pada
bulan Desember 2013. Seluruh agenda tersebut akan diselenggarakan di Bali,
Indonesia.
“Penjelasan umum terkait point-poin pembahasan yang menjadi sorotan utama
ketiga pertemuan tersebut (MDGs, APEC dan, WTO) yang semuanya akan
diselenggarakan di Bali Indonesi, (Terlampir: BACKGROUND NOTES ON MAJOR
UPCOMING INTERNATIONAL EVENTS IN INDONESIA IN 2013)”.
Esensi agenda global bagi Imperialisme
Secara umum, seluruh agenda tersebut memiliki historis dan peran secara spesifik
yang menjadi dasar pembentukannya sebagai kendaraan bagi Imperialisme dalam
menancapkan seluruh skema penghisapannya.
1. MDG’s Bukan Solusi
Millennium Development’s Goal (MDG’s) dalam historisnya, dilahirkan atas situasi
umum Imperialisme, khususnya imperialisme AS yang tengah mengalami krisis
keuangan (Financials Crisis) pada tahun 1997-1998. Krisis tersebut secara lansung
telah melahirkan stagnasi dan merosotnya pertumbuhan ekonomi dan financial
diberbagai negeri, termasuk Negara-negara dikawasan Asia. Sebagai akibatnya,
krisis tersebut telah memukul penghidupan rakyat secara lansung yang diperparah
dengan berbagai kebijakan spekulasi dari pemerintah dalam upaya menghadapi
krisis yang tengah berlansung.
Lahirnya MDG’s juga dipicu oleh kemajuan gerakan rakyat anti-globalisasi dan antiimperialis yang terus meningkat dan semakin militan dan terus meluas diberbagai
belahan dunia selama dekade terakhir dari milenium sebelumnya. Hal ini
ditunjukkan oleh Konferensi Rakyat anti Globalisasi dan anti Imperialis di Manila
pada tahun 1996, Carnaval rakyat Melawan APEC pada tahun 1997, dan gerakan
militant di Seattle pada tahun 1999. Demikian juga dengan gerakan reformasi di
Indonesia pada tahun 1998 yang berujung pada tumbangnya dictator orde baru,
Soeharto.
Akibat krisis tersebut dengan berbagai persoalan social, ekonomi dan politik yang
terus memburuk, MDG’s dilahirkan dengan ilusi berbagai program pembangunan
“se-olah-olah” sebagai solusi atas berbagai tuntutan rakyat. Kenyataannya, skema
tersebut (MDG’s) yang dikontrol secara lansung oleh imperialisme AS melalui PBB,
telah dijadikan sebagai Blue Print program pembangunan diseluruh negeri yang
berada dibawah payung PBB.
Konsep Umum FMN*
Dalam perjalanannya, sejak diluncurkan pada tahun 2000, MDG’s telah digunakan
sebagai tameng untuk menebar ilusi pembangunan dibawah kebijakan neoliberal
Imperialsime yang diterapkan melalui rezim bonekanya diberbagai Negeri,
sekaligus sebagai upaya untuk menghambat laju gerakan rakyat yang terus
meningkat. Lembaga-lembaga keuangan imperialis telah mendorong kebohongankebohongan tersebut kepada rakyat di negara-negara miskin dan bangkrut. Dengan
demikian, MDG’s berfungsi untuk membalut hubungan eksploitatif antara negaranegara dependen (bergantung) dan kekuatan imperialis, dengan demikian mereka
mendustakan kesepakatan yang diajukan oleh mereka sendiri.
2. APEC bukan kerjasama Independent Asia Pasific
Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) sejatinya bukanlah satu skema kerjasama
regional yang independent untuk pembangunan ekonomi Negara-negara dikawasan
Asia Pasifik. Namun APEC telah digunakan sebagai satu kendaraan untuk
mengkonsolidasikan Negara-negara yang berada kawasan Asia yang diikat dengan
seluruh perjanjian kerjasama ekonomi dan perdagangan. Secara khusus, skema ini
sebagai penjamin akan terlibatnya seluruh Negara dikawasan Asia dalam
menjalankan seluruh skema global yang ditransformasikan melalui Negara-negara
Anggota kerjasama global yang telah dibangun dan dikontrol secara lansung oleh
Imperialisme AS.
Pada tahun 2013 ini, sebagai tuan rumah, Indonesia akan mengusung tiga prioritas
utama sebagai bagian perjanjian yang akan disepakati dalam pertemuan APEC
Mendatang. Prioritas utama tersebut yakni, mencapai the Bogor Goals, mewujudkan
kesetaraan dalam pembangunan berkelanjutan, dan mendorong terwujudnya
konektivitas. Gita Wirjawan (Menteri perdagangan RI) menyebutkan, bahwa ketiga
prioritas tersebut diarahkan untuk mewujudkan tema APEC dibawah keketuaan
Indonesia tahun ini, yaitu menjadikan ‘Asia Pasifik yang berdaya tahan sebagai
mesin penggerak pertumbuhan dunia.’ Kepada seluruh Menteri Ekonomi APEC
bahkan ditegaskan, bahwa pentingnya ketiga prioritas utama tersebut ialah sebagai
usaha serius untuk melanjutkan upaya pencapaian the Bogor Goals, yang didasarkan
pada isi deklarasi APEC Bogor “APEC Bogor Declaration” pada tahun 1994, yakni
liberalisasi dan fasilitasi perdagangan, serta investasi yang didukung kerjasama
ekonomi dan teknis.
Pemerintah Indonesia juga menggarisbawahi pentingnya mencapai pembangunan
yang berkelanjutan dengan mengutamakan keadilan dan kesetaraan di antara
ekonomi anggota APEC. Memaksimalkan pelaksanaan program-proram asistensi
dan investasi pengembangan SDM, dukungan nyata bagi Usaha Kecil dan Menengah
Konsep Umum FMN*
(UKM), dan pengembangan inovasi yang dibarengi upaya untuk terus mendukung
kelestarian lingkungan. Tujuan-tujuan umum pembangunan tersebut, dikatakan
sebagai salah satu upaya untuk memperkecil ketidak seimbangan pembangunan
(uneven developments).
Dalam melanjutkan proses pengurangan emisi karbon secara global, tahun ini
Indonesia juga akan mengusulkan penambahan sejumlah produk pertanian yang
ramah lingkungan, seperti Crude Palm Oil (CPO) dan karet, agar dapat dimasukkan
ke dalam daftar APEC Environmental Goods (EGs). Pemerintah meng-Ilusikan bahwa,
selain mendorong pelestarian lingkungan, produk berbasis pertanian ini juga dapat
meningkatkan kesejahteraan para petani, dan pada akhirnya memperkecil
disparitas ekonomi antar anggota.
Terkait dengan kesetaraan, Indonesia akan mendorong agar APEC dapat lebih
memberdayakan UKM, perempuan, pemuda dan kelompok-kelompok yang selama
ini terpinggirkan. Mendag mengatakan, hal ini harus sejalan dengan upaya mencapai
ketahanan pangan, pembukaan akses kepada pembiayaan, mendorong peningkatan
kualitas kesehatan, termasuk pelibatan UKM dalam rantai produksi global.
Pemerintah juga mengajak para Menteri Ekonomi APEC untuk meningkatkan daya
saing kawasan Asia Pasifik dengan memperkuat konektivitas, sehingga transaksi
perdagangan dapat menjadi lebih murah, cepat, mudah, dan aman.
Selain ketiga agenda di atas, Mendag RI mengungkapkan bahwa pada pertemuan
Ministers Responsible for Trade (MRT) tahun ini di Surabaya pada tanggal 20-21
April 2013, Indonesia akan mengajak para Menteri APEC untuk memberikan
dukungan optimal bagi upaya mengatasi kebuntuan Perundingan Putaran Doha
WTO. Sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri World Trade Organization
(WTO) 2013, Indonesia akan berupaya agar dapat mencapai kesepakatan dibidang
Fasilitasi Perdagangan dan apa yang dikenal sebagai Paket Negara Kurang
Berkembang (Least Developed Countries Package).
Dari uraian persiapan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia tersebut, dapat
dilihat korelasi lansung antara APEC dengan berbagai skema kerjasama
Imperialisme lainnya, khsusnya terkait dengan MDG’s dan WTO. Dibawah perspektif
pembangunan dan orientasi yang timpang jauh dari aspirasi Rakyat, seluruh
program tersebut hanya akan menjadi ilusi yang akan terus menambah penderitaan
bagi Rakyat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai kenyataan akan
dampak implementasi seluruh perjanjian dan kerjasama tersebut di Indonesia. Baik
dengan Ilusi perdagangan karbon dan Ekonomi hijau (Green Economy) yang terus
Konsep Umum FMN*
memperhebat perampasan tanah kaum tani, meningkatkan angka pengangguran
dan hilangnya sumber-sumber penghidupan Rakyat.
Demikian pula dengan jargon “kerjasama perdagangan yang murah, cepat dan
aman” telah menyebabkan tidak berkembangnya Industri nasional dan bangkrutnya
pengusaha-pengusaha dan pedagang kecil di Indonesia. Hal tersebut tentu saja
hanya menjadi ilusi bagi rakyat ditengah monopoli modal dan pasar oleh kapitalis
monopoli yang tengah terjerat krisis akibat overproduksi didalam negerinya. Target
tersebut, relevan dengan target-target yang ingin di capai oleh WTO melalui
pertemuan tingkat menteri kesembilan pada bulan Desember mendatang. Salah satu
target tersebut yakni, mewujudkan kerjasama perdagangan bebas tariff, atau selaras
juga dengan kerjasama perdagangan global yang dianut oleh banyak Negara dan
kawasan, yakni kerjasama perdagangan bebas (Free Trade Agreements/FTA).
3. WTO Bukan kerjasama Perdagangan yang Adil
Secara khusus terkait dengan WTO sebagai satu-satunya organisasi perdagangan
dunia yang menghimpun berbagai negeri diseluruh kawasan. Organisasi
perdagangan dunia (WTO) secara histories memang dibentuk sebagai salah satu
skema liberalisasi perdagangan. Celakanya, untuk mendapatkan keuntungan yang
berlimpah, tidak hanya dalam aspek financial, namun juga dalam aspek politik dan
kebudayaan, melalui kebijakan yang ditetapkan dalam organisasi tersebut (WTO),
Imperialisme telah menggeret sejumlah sector public kedalam sector jasa, sehingga
dapat diperjual belikan, termasuk didalamnya adalah sector pendidikan, kesehatan
dan, teknologi informasi dan komunikasi.
Sepanjang keberadaannya hingga kurang lebih 19 tahun (1994-2013) sekarang ini,
telah terbukti bahwa WTO sama sekali tidak berguna bagi rakyat, bahkan
sebaliknya organisasi perdagangan ini hanya menguntungkan bagi Imperialisme
dan telah menyengsarakan rakyat. Karenanya, atas berbagai kerusakan yang telah
menciptakan penderitaan bagi rakyat, maka sudah sepantasnya organisasi
perdagangan tersebut untuk dihapuskan. Rakyat harus mulai merumuskan dan
mendorong terbentuknya alternatif-alternatif kerjasama perdagangan yang adil,
mengabdi pada rakyat dan saling menguntungkan bagi semua pihak.
Namun demikian dalam perjuangan untuk menghapuskan skema liberalisasi
tersebut, Imperialisme juga tidak akan pernah sudi untuk menyerahkannya secara
sukarela begitu saja. Demikian pula usaha untuk merumuskan skema perdagangan
yang adil dan saling menguntungkan sampai dengan upaya-upaya untuk
membangun alternatif-alternatif kerjasama perdagangan yang sesuai dengan
harapan rakyat tersebut, tidak akan pernah terwujud tanpa adanya desakan yang
Konsep Umum FMN*
kuat dari rakyat diseluruh sector. Untuk hal tersebut, maka rakyat harus mulai
secara intensif dan massif melakukan propaganda-propaganda dan kampanye untuk
memblejeti kebusukan dari WTO yang dikendalikan secara penuh oleh Imerialisme.
Hal tersebutlah yang menjadi dasar pemikiran akan pentingnya bagi kita (Seluruh
kalangan rakyat progressif) untuk segera mengkonsolidasikan diri dan
merumuskan taktik dan strategi bersama, guna mewujudkan harapan tersebut.
Menyelenggarakan serangkaian agenda untuk menyikapi pertemuan tingkat
menteri yang akan diselenggarakan di Bali, pada bulan Desember mendatang tentu
saja memiliki nilai yang besar sebagai usaha-usaha persatuan bagi gerakan rakyat
untuk memblejeti dan melawan seluruh kebijakan dan skema penghisapan
imperialisme terhadap rakyat diseluruh dunia.
Tujuan
Tujuan dari kampanye global ini adalah untuk terus memperluas kesadaran rakyat
anti Imperialisme, untuk memperbesar dan memperkuat persatuan rakyat secara
sektoral dan multisektoral, baik didalam Negeri, ditingkat regional dan
Internasional.Secara spesifik, tujuan dari kampanye ini, yakni:
1. Memperkuat persatuan dan konsolidasi gerakan pemuda dan mahasiswa
bersama gerakan rakyat disektor lainnya secara umum ditingkat local hingga
nasional
2. Melakukan Penyadaran kepada massa atas esensi dari seluruh kerjasama
multilateral (Global dan Regional) yang berada dibawah control Imperialisme AS
dan Dampaknya bagi Rakyat
3. Melakukan pembelejetan atas seluruh Kerjasama Multilateral dan bilateral yang
tidak berpihak kepada rakyat
4. Untuk meningkatkan kesadaran massa atas skema-skema penindasan
Imperialisme di Indonesia
5. Membangkitkan kesadaran massa untuk berorganisasi dan melakukan
perlawanan atas segala bentuk penindasan yang dialaminya
6. Untuk merangkul massa seluas-luasnya dalam gerakan melawan dominasi
imperialisme (Perspektif anti mperialis)
7. Membangun Aliansi Sektoral dan multisektoral yang lebih luas ditingkat Lokal
dan nasional
Target
1. Terkonsolidasi, menguat dan meluasnya persatuan gerakan pemuda dan
mahasiswa bersama gerakan rakyat disektor lainnya secara umum di tingkat
local dan nasional melalui kerjasama kegiatan/Kampanye bersama.
Konsep Umum FMN*
2. Meluasnya kesadaran rakyat atas skema penindasan Imperialisme di Indonesia
dan secara global
3. Terlibatnya massa secara luas dalam setiap tahapan kampanye di Tingkat local
maupun kampanye yang dikoordinasikan secara Nasional, regional hingga
tingkat Internasional
4. Terealisasinya rekruitmen (penambahan) anggota secara massif bagi seluruh
Organisasi yang tersatukan dalam konsolidasi disetiap daerah secara Nasional
5. Terbangunnya komite kerja (kepanitiaan bersama) kampanye global dan
konferensi pemuda Internasional diseluruh daerah
6. Terbangunnya Aliansi Rakyat Indonesia/Indonesian People Alliance (ARI/IPA)
disetiap daerah ataupun aliansi lainnya dengan garis politik yang sejalan dengan
IPA, sebagai Aliansi Multisektoral secara luas, sebagai Aliansi melawan seluruh
Agenda global 2013
7. Merangkul Organisasi sektoral pemuda dan Mahasiswa, baik sebagai tulang
punggung (Core group/Back bond) dalam Aliansi Sektoral maupun sebagai
Anggota Aliansi yang dapat mendukung perluasan kampanye dan persebaran
jaringan, sekaligus sebagai penghubung dengan massa secara luas
8. Terbangunnya Aliansi sektoral pemuda dan Mahasiswa tingkat local dan
nasional, serta dipahaminya arti penting pembangunan Aliansi sektoral tingkat
nasional, regional sampai Internasional (Ada Komitmen Anggota Aliansi Sektoral
untuk terlibat dalam Konferensi Pemuda Internasional-WPYC)
9. Diketahuinya/Dikenalnya FMN secara luas sebagai Ormas mahasiswa anti
Imperialisme dan Feodalisme, ASA ditingkat Asia Pasific dan ILPS sebagai Aliansi
Anti Imperialisme skala Internasional
Rencana Kegiatan
Sebagai upaya untuk mewujudkan seluruh tujuan dan mencapai target-target
tersebut, organisasi harus menjalankan prinsip-prinsip yang menjadi prasyarat
mendasarnya dengan melibatkan massa dan anggota sebesar-besarnya. Syaratsyarat yang harus dipenuhi adalah mengintensifkan kerja-kerja Propaganda,
pendidikan massa dan pembangunan Aliansi dan jaringan yang luas dan kuat.
A. Pendidikan dan Propaganda
1. Pendidikan Massa
Pendidikan Massa akan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman
dan kesadaran Anggota organisasi (FMN) khususnya dan, massa luas pada
umumnya. Pendidikan akan diselenggarakan dalam berbagai bentuk secara massif
dibasis-basis setiap cabang persebaran Organisasi. Secara formil, bentuk pendidikan
utama yang akan dilakukan adalah dengan menyelenggarakan forum-forum luas
seperti Seminar, Workshop dan bentuk-bentuk lainnya.
Konsep Umum FMN*
a). Pendidikan Internal
Pendidikan Internal adalah pendidikan yang dilakukan didalam Internal Organisasi
dan aliansi dengan peserta utama adalah pimpinan dan anggota organisasi
dikampus-kampus setiap basis persebaran organisasi diseluruh cabang.
Pendidikan Internal akan dilakukan secara Intensif melalui group-group anggota,
aliansi dan massa disetiap kampus. Sedangkan materi utama dalam pendidikan
Internal ini adalah, Materi tentang prinsip dan garis perjuangan organisasi, materi
yang disarikan dari analisis situasi sektoral, nasional dan Internasional dan,
selanjutnya materi tentang analisis komprehensif terkait dengan ketiga agenda
global tersebut. Seluruh materi akan dikorelasikan dengan situasi umum pemuda
dan Mahasiswa di Indonesia serta keadaan khusus disetiap daerah/cabang.
Penetapan materi didasarkan pada espectasi untuk meningkatkan pemahaman dan
kesadaran anggota akan manifestasi dan bagaimana mengimplementasikan prinsipprinsip dan garis perjuangan Organisasi. Selanjutnya, untuk meningkatkan
pemahaman dan kesadaran anggota terkait dengan perkembangan situasi umum
imperialisme dan dampaknya bagi rakyat, khususnya disektor pemuda dan
mahasiswa serta pendidikan secara umum. Kaitannya dengan materi terakhir,
ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran Anggota terkait dengan
ketiga agenda global tersebut secra khusus, dan kerjasama bilateral dan multilateral
lainnya sebagai skema penghisapan Imperialsime lainnya dalam menghisap dan
menindas rakyat, serta untuk memahami implementasi dan dampaknya secara
lansung disektor pemuda dan pendidikan secara umum.
Secara general, Pendidikan Internal akan dilakukan dalam bentuk Workshop
Nasional yang melibatkan “perwakilan” pimpinan (Cabang dan Ranting) seluruh
Cabang FMN. Materi yang akan disajikan dalam workshop, selain ketiga materi
utama (substansi) diatas, yakni tentang “Rencana dan Konsep Kampanye Global”
yang telah disusun oleh Pimpinan Pusat.
b). Pendidikan luas
Pendidikan luas adalah pendidikan yang diselenggarakan secara luas ditengahtengah massa, utamanya dikampus-kampus setiap basis persebaran organisasi
diseluruh cabang dan dikampus-kampus sasaran ekspansi.
Pendidikan massa akan dilakukan secara Intensif melalui forum-forum luas yang
diselenggarakan oleh Organisasi secara lansung maupun kegiatan yang
diselenggarakan melalui kerjasama dengan lembaga dan organisasi lainnya, serta
Konsep Umum FMN*
melalui group-group kontak yang dibangun oleh anggota disetiap kampus.
Sedangkan materi utama dalam pendidikan luas ini adalah, materi yang disarikan
dari analisis situasi sektoral, nasional dan Internasional yang dikemas sesuai
dengan tingkat kesadaran massa dan, selanjutnya materi tentang analisis
komprehensif terkait dengan ketiga agenda global tersebut. Kedua materi akan
dikorelasikan dengan situasi umum pemuda dan Mahasiswa di Indonesia secara
umum dan kekhususan disetiap daerah.
2. Propaganda Massa
Propaganda akan dilakukan secara berkesinambungan, massif dan intensif ditengah
massa. Propaganda paling utama ditujukan untuk membangkitkan kesadaran massa
secara luas terkait dengan esensi dari ketiga agenda global dan hubungannya
dengan persoalan pemuda dan pendidikan di Indonesia. Materi propaganda
mencakup soal analisis situasi sektoral, nasional dan Internasional, analisis
komprehsensif agenda global serta implementasi dan dampaknya terhadap pemuda
dan mahasiswa. Secara persuasive, isi propaganda akan memberikan gambaran
awal karakter masyarakat Indonesia dan persoalan pokoknya sebagai akar dari
persoalan pemuda dan pendidikan di Indonesia serta jalan keluarnya.
Bentuk-bentuk Propaganda yang akan dilakukan antara lain:
a). Seminar dan Workshop
Seminar dan Workshop akan diselenggarakan secara parallel dengan kedudukan
dan tujuan secara spesifik dari tahap persiapan hingga Puncak kampanye.
Konsultasi Sektoral
Konsultasi sektoral akan diselenggarakan dalam bentuk Seminar dan Workshop di
Tingkat Lokal dan Nasional. Konsultasi sektoral diselenggarakan sebagai salah satu
tahapan menuju kampanye puncak, dengan tujuan untuk menghimpun data dan
analisis persoalan sektoral pemuda dan mahasiswa dengan bentuk-bentuk khusus
disetiap kampus diseluruh daerah sebagai bahan analisis komprehensif persoalan
pemuda dan mahasiswa untuk penyusunan materi propaganda sektoral. Peserta
dari konsultasi sektoral adalah massa pemuda dan mahasiswa, baik yang sudah
terorganisir didalam organisasi-organisasi kemahasiswaan didalam kampus
maupun diluar kampus, organisasi pemuda disetiap daerah dan massa luas lainnya.
- Konsultasi sektoral tingkat Lokal
Konsultasi sektoral ditingkat local akan di Hosting secara lansung oleh FMN
bersama “aliansinya” disetiap Cabang dengan menggalang organisasi pemuda
dan mahasiswaan di daerah masing-masing untuk dilibatkan dalam kegiatan,
baik sebagai host (Kepanitiaan) bersama maupun sebagai peserta yang
Konsep Umum FMN*
kemudian akan ditindak lanjuti sebagai anggota Aliansi sektoral ditingkat local,
khususnya dalam penyikapan agenda global dan sebagai peserta konferensi
nasional dan Internasional.
Secara khusus, konsultasi sektoral tingkat local diprioritaskan dapat terlaksana
di kota-kota besar (Pusat Industri) dan yang memiliki Konjen AS, diantaranya:
1). Jakarta : Pusat Pemerintahan/Ibu Kota Negara dan terdapat Kodubes
AS
2). Surabaya : Pusat Industri wilayah Jawa Timur dan terdapat Konjen AS
3). Yogyakarta : Sebagai kota pendidikan
4). Bandung : Pusat Industri
5). Medan : Kota Industri dan memiliki Konjen AS
6). Makasar : Kota wilayah pengembangan Industri
7). Bali : Tempat penyelenggaraan seluruh agenda Global dan memiliki
Konjen AS
8). Mataram-NTB: Kota yang terletak di Pulau terdekat dengan Bali sebagai salah
satu topangan basis massa untuk Mobilisasi puncak kampanye pada Bulan
Desember
- Konsultasi sektoral tingkat Nasional
Konsultasi Sektoral di tingkat Nasional akan diselenggarakan untuk menghimpun
kesimpulan-kesimpulan dan resolusi yang dihasilkan dalam konsultasi-konsultasi
sektoral ditingkat local diseruh daerah.
Konsultasi ditingkat nasional akan melibatkan seluruh jaringan pemuda dan
Mahasiswa yang ada di Jabodetabek khususnya dan organisasi-organisasi pemuda
dan mahasiswa diseluruh daerah secara umum, terutama Organisasi-organisasi
yang sudah terlibat didalam konsultasi sektoral tingkat local, atau minimal
perwakilan dari Aliansi/Jaringan pemuda dan mahasiswa ditingkat local yang
terbangun melalui konsultasi-konsultasi sektoral diseluruh daerah.
Waktu pelaksanaan kegiatan Konsultasi Sektoral:
- Tingkat Lokal : Mulai Bulan Maret-Juli 2013
- Tingkat Nasional : Bulan Agustus/September 2013 di Jakarta
b). Penyebaran selebaran
Penyebaran selebaran akan dilakukan disetiap kampus basis persebaran FMN.
Konten yang dimuat didalam selebaran akan didasarkan pada hasil Investigasi
dikampus dan cabang masing-masing dan dikorelasikan dengan analisis terkait isu
ketiga Agenda global dan bentuk kerjasama lainnya. Selebaran akan diterbitkan
Konsep Umum FMN*
setiap bulan dan disesuiakan dengan perkembangan Isu sektoral dan multisektoral
yang tengah berkembang ditingkat local dan nasional dan dihubungkan dengan
momentum kampanye lainnya sepanjang tahun 2013.
c). Panflet
Panflet akan diterbitkan dalam bentuk cetak dan Elektrik. Konten dan Momentum
sama dengan selebaran dan memberikan tekanan-tekanan khusus pada isu dan
momentum kampanye, khususnya terkait dengan ketiga agenda global.
d). Memaksimalkan propaganda Online
Propaganda Online yang digunakan adalah, Mailing list, Blog, FB dan, Tweeter.
Propaganda Online akan menerbitkan release-realese organisasi, statemen, update
analisis, kegiatan-kegiatan kampanye, design-design poster, Panflet, Sticker, dan
Video-video pendek.
B. Pembangunan Aliansi
Pembangunan aliansi ini ditekankan tidak hanya untuk memperbesar barisan
didalam penyikapan seluruh Agenda tersebut, namun pembangunan Aliansi yang
luas dan solid ini adalah bagian kerja massa membangkitkan, mengorganisasikan
dan menggerakkan massa.
Dalam pekerjaan ini, FMN akan berupaya sekeras-kerasnya untuk dapat merangkul
organisasi seluas-luasnya, baik sektoral maupun multisektoral. Secara khusus untuk
kampanye Global ini, Aliansi yang akan dibangun adalah Aliansi Rakyat
Indonesia/Indonesian People’s Alliance (ARI/IPA) sebagai kendaraan dalam
menyikapi seluruh Agenda global tersebut.
Untuk barisan sektoral
FMN harus merangkul seluruh organisasi pemuda dan mahasiswa di tingkat
nasional dan disetiap daerah, melalui cabang dan basis-basih terendah organisasi
disetiap kota persebaran FMN, baik organisasi dependen kampus, Ormas (Ormas
demokratis, Cipayung maupun primordial) dan organisasi pemuda tingkat local,
baik yang ada didalam kampus maupun diluar kampus.
Seluruh Organisasi yang sudah diidentifikasi, dirangkul agar dapat tergabung
didalam IPA dengan melakukan propaganda secara intensif, ajakan kerjasama dan
pelibatan didalam kegiatan.
Untuk Aliansi Multisektoral
Konsep Umum FMN*
Seluruh Cabang diharapkan dapat menarik organisasi-organisasi massa diseluruh
sektor, NGO, Individu akademisi dan intelektuil progressif yang ada ditempat kerja
masing-masing.
Setelah melakukan Identifikasi atas Organisasi-organisasi tersebut, upaya
pembangunan Aliansi akan mulai dikerjakan dengan melakukan pertemuan (tahap
awal dapat dilakukan satu persatu/bilateral) atau kunjungan-kunjungan kepada
organisasi sasaran pembangunan aliansi. Dalam pekerjaan tersebut, petugas sudah
mulai melakukan propaganda substansi (analisis) agenda global dan isu lainnya,
propaganda tentang program kampanye dan rencana aksi dan, sekaligus ajakan
kerjasama untuk menjadi host bersama atau menjadi bagian aliansi.
Agar pekerjaan tidak timpang, atau berjalan sebelah, organisasi-organisasi yang
sudah sepakat dan komitmen untuk menjadi bagian aliansi akan lansung dilibatkan
dalam kerja-kerja penguatan dan perluasan aliansi dan pekerjaan-pekerjaan lainnya
dalam rangka mensukseskan kampanye global dan pembangunan aliansi sektoral
pemuda dan mahasiswa yang kuat dan luas.
C. Mobilisasi
Pekerjaan mobilisasi akan dijalankan dalam setiap kegiatan. Secara khusus,
mobilisasi massa untuk aksi-aksi demonstrasi akan dilakukan dalam rangkaian
konsolidasi-konsolidasi umum sektoral hingga puncak kampanye 2013 yang akan
diselenggarakan bertepatan dengan penyikapan WTO dan Konferensi Pemuda
Internasional. Mobilisasi juga akan dilakukan dalam menyikapi isu-isu khusus
pemuda dan pendidikan yang sedang berkembang dan, mobilisasi dalam
penyikapan momentum-momentum umum kampanye yang diselenggarakan setiap
tahun. Secara spesifik, mobilisasi akan dilakukan pada:
1. Konsultasi nasional sektoral pemuda dan mahasiswa
Mobilisasi ini dilakukan sebagai salah satu rangkaian konsultasi sektoral nasional
yang diselenggarakan untuk menghimpun/mengkonsolidasikan hasil konsultasi
sektoral tingkat local. Mobilisasi ini dilakukan untuk tetap meningkatkan nuansa
dan kestabilan politik kampanye agenda global sampai dengan puncak kampanye.
Secara khusus juga untuk memperkuat ikatan dan konsolidasi sektoral. Mobilisasi
dalam rangkaian konsultasi nasional sektoral akan diselenggarakan di Jakarta pada
bulan September.
2. Hari Mahasiswa Internasional
Konsep Umum FMN*
Mobilisasi pada momentum hari Mahasiswa Internasional/International Stuudent’s
Day (ISD, 17 November) akan diselenggarakan secara Nasional diseluruh Cabang
FMN dan sekaligus sebagai rangkaian konferensi nasional pemuda Indonesia.
Mobilisasi ini akan diselenggarakan di Jakarta atau Bali (Akan disesuaikan pada
kondisi keuangan dan efektifitas kampanye).
3. Penyikapan APEC Summit
Mobilisasi akan diselenggarakan secara nasional diseluruh cabang FMN dan
dipusatkan di Bali dan Jakarta. Mobilasi dalam rangka penyikapan APEC tersebut
akan diselenggarakan pada Bulan Oktober.
4. Aksi piket pemuda dan mahasiswa sebagai rangkaian penyikapan WTO
(People Global Camp) dan konferensi pemuda Internasional
5. Mobilisasi umum penyikapan WTO
Mobilisasi akan dilakukan secara nasional diseluruh basis FMN. Pusat mobilisasi
akan dilakukan di Bali dan Jakarta. Mobilisasi puncak tersebut sekaligus sebagai
ruang untuk mengkampanyekan terlaksananya konferensi pemuda Internasional
dan terbentuknya komite koordinasi dan program perjuangannya. Secara khusus
untuk Mobilisasi yang diselenggarakan di Bali akan melibatkan seluruh peserta
Konferensi dan people global camp (PGC). Basis kongkrti mobilisasi yakni dari
kampus-kampus basis FMN di Denpasar dan di topang oleh Massa FMN Surabaya
dan Mataram-Lotim.
6. Mobilisasi umum
Mobilisasi umum akan diselenggarakan berdasarkan momentum kampanye yang
senantiasa disikapi setiap tahun, seperti:
May Day, 1 Mei
Hardiknas, 2 Mei
HARLAH FMN, 18 Mei (Satu dasawarsa FMN)
HTN, 24 September
Sumpah Pemuda, 28 Oktober
ISD (Include Mobilisasi khusus)
Hari HAM, 10 Desember
7. Mobilisasi dalam situasi khusus (Respon cepat)
Mobilisasi lainnya akan dilakukan berdasarkan perkembangan situasi politik
nasional dan situasi rakyat. Mobilisasi ini adalah mobilisasi yang dilakukan
Konsep Umum FMN*
dalam menyikapi isu-isu panas yang berkembang dan situasi khusus atas kasuskasus penindasan kejam rezim terhadap Rakyat.
D. Deklarasi Jaringan/Aliansi Sektoral (Konferensi Nasional dan
Internasional)
1. Konferensi Nasional Pemuda dan Mahasiswa Indonesia (National
Conference of Indonesian Youth and Educations/NCIYE)
Konferensi ini, pada awalnya ditargetkan dapat terlaksana pada Bulan November
2013. Namun untuk mengefektifkan mobilisasi dan biaya, Konferensi Nasional akan
diselenggarakan pada Bulan Oktober, bertepatan dengan Penyikapan APEC dan hari
sumpah Pemuda.
Tujuan dari Konferensi ini adalah untuk pengukuhan jaringan/persatuan pemuda
dan mahasiswa Indonesia secara Nasional sebagai media untuk mengikat
organisasi-organisasi sektoral yang sudah digalang secara nasional dengan
disandarkan pada persatuan politik dan program. Output konferensi ini juga untuk
menyiapkan sandaran kongkrit aliansi sektoral yang menjadi basis utama mobilisasi
dalam konferensi pemuda Internasional dan penyikapan WTO, di Bali.
Espektasi jangka panjangnya, Output dari Konferensi ini dapat dijadikan sebagai
kendaraan untuk mempermudah kerja-kerja pembangunan ormass pemuda
(komprehensif) skala Nasional.
2. Konferensi Pemuda dan Mahasiswa Internasional (World People Youth
Conference/WPYC)
Konferensi pemuda Internasional akan diselenggarakan pada Bulan Desember
sebagai salah satu rangkaian kampanye penyikapan WTO. Secara umum, konferensi
ini ditujukan untuk memperluas persatuan dan jaringan pemuda dan mahasiswa
internasional anti Imperialisme. Secara khusus untuk memperkuat konsolidasi
anggota dan memperbesar organisasi (Rekruitmen dan perluasan), mempermudah
perluasan dan penguatan aliansi sektoral tingkat local dan nasional dan, untuk
memperluas garis anti Imperialisme dikalangan pemuda dan mahasiswa di
Indonesia.
E. Kebutuhan
1. Materi
Kebutuhan materi yang harus disiapkan adalah:
1). Analisis Sektoral, Nasional dan Internasional.
Konsep Umum FMN*
Note: Untuk Komite/Panitia tingkat local, materi/analisis akan ditambahkan dengan
analisis situasi umum local/daerah, secara sektoral dan multisektoral
2). Analisis komprehensif tentang Agenda Global (MDG’s, APEC dan, WTO)
3). Material/Media Propaganda: Power Point, Flayer, Panflet, Livelet, dll.
2. Perlengkapan
1). Perlengkapan yang dibutuhkan untuk seluruh Agenda akan disesuaikan dengan
bentuk-bentuk kegiatan yang diselenggarakan. Namun kebutuhan-kebutuhan
perlengkapan yang harus dipenuhi secara umum adalah, kebutuhan-kebutuhan
kegiatan yang organisir dan dikoordinasikan secara lansung oleh Pimpinan Pusat,
seperti: Konsultasi Sektoral tingkat local didaerah-daerah/Kota Prioritas, Konsultasi
Sektoral Nasional, Konferensi Nasional, Konferensi Internasional, Mobilisasi
Nasional. Adapun kebutuhan-kebutuhan perlengkapan yang harus dipenuhi antara
Tempat Kegiatan (Untuk Seminar dan Workshop Sektoral tingkat Lokal dan
Nasional, konferensi nasional dan Internasional)
Penginapan Peserta (Untuk acara Konsultasi sektoral tingkat Nasional,
Konferensi Nasional dan Internasional)
Baliho
Spanduk Seminar dan Workshop
Spanduk Aksi/Mobilisasi
Poster-poster tuntutan dan jargon Kampanye
3. Financial
Kebutuhan financial didasarkan pada kebutuhan seluruh kegiatan dan pekerjaan,
baik kebutuhan sepanjang persiapan dan kebutuhan dalam pelaksanaan kegiatan.
Catatan:
Stiap Levelan Organisasi dan aliansi, diharapkan bisa menyusun secara Rijit, terkait
dengan:
- Rancangan budget seluruh rangkaian kegiatan
- Strategi dan sasaran fundraising
- Target fundrising dan saving kontribusi terhadap komite/panitia Nasional
Senin, 02 Maret 2015
Rabu, 01 Oktober 2014
Episode Orde Baru Jilid II
Wakil rakyat yang seharusnya mewakili aspirasi rakyat sekarang sudah tidak perduli lagi dengan rakyatnya, yang mereka pikirkan hanya kepentingan kelompok dan kepentingan pribadi. Amanah yang di embannya seakan hanya sebuah cerita dongeng yang akan menjadi pengantar tidur untuk anak cucunya, memang tidak semuanya melakukan hal tidak terpuji seperti itu namun yang membela rakyat hanya segelintir orang saja dan itupun mereka rela mempertaruhkan kursi kekuasaan untuk di kembalikan kepada rakyat.
Pancasila dijadikan multitafsir oleh wakil rakyat demi kekuasaan untuk menguasai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan dalil demi rakyat dan kepentingan rakyat, padahal Pancasila itu sangat sakral yang tidak perlu dimultitafsirkan individu maupun kelompok manapun. Sejarah ini menjadi episode yang menyedihkan bagi bangsa ini dan anak cucu dikemudian hari. Rakyat Indonesia akan selalu mengingat dan mencatat partai-partai dan wakil rakyat yang tidak berpihak kepada rakyat.
Rakyat dirampas haknya dari kehidupan sehari-harinya hingga politiknya, wajar jikalau sekelompok orang menakutkan hal ini, dikarenakan rakyat Indonesia merupakan bangsa pejuang yang tidak takut dengan berbagai macam rintangan dan ancaman karena kita sudah mengalami cobaan dari penjajahan, pemberontakan hingga proses reformasi. Namun peristiwa itu seperti lingkaran setan yang merongrong jiwa ibu pertiwi ini. berapa mahalnya nyawa-nyawa pendahulu kita berjuang untuk mendirikan, membangun, dan mengisi bangsa ini. Anggota wakil rakyat membuat mosi tidak percaya bagi rakyatnya sekarang ini membuat sejarah bangsa Indonesia menjadi terhambat dan buruk sekali untuk di kenang.
Wahai Rakyat Marilah kita bersatu padu kita lawan penindasan dan perampasan yang membodohohi kita sekarang ini. "duduk tertindas bangkit melawan mundur adalah pengkhianatan." Hidup Rakyat!!!!
Langganan:
Postingan (Atom)