Senin, 14 Januari 2019

Rencana Kampanye Global dan Konferensi Pemuda



Internasional 2013



Hampir sebagian besar Rakyat dunia telah merasakan ketertindasannya, Hampir



sebagian besar Rakyat dunia telah menyadari bahwa ketertindasannya adalah



akibat  penghisapan dan penindasan Imperialisme. Jadi, seluruh rakyat harus



perjuangannya antara sector yang satu dengan sector lainnya, baik ditingkat



bangkit dan bersatu. Seluruh Rakyat dunia harus mampu menghubungkan



Latarbelakang



Seperti yang diketahui saat ini, bahwa Imperialisme kian tak berdaya membendung



gelombang resesi ekonomi akibat krisis panjang yang dialaminya. Dalam



kekalutannya untuk menyelamatkan diri dari krisis tersebut, Imperialisme terus



memperhebat derajat penghisapannya terhadap rakyat diseluruh dunia. Berbagai



bentuk kerjasama, baik bilateral maupun multilateral untuk memperkuat



dominasinya, sekaligus sebagai salah satu skema penghisapannya diberbagai negeri



terus dipertahankan dan diperkuat untuk tetap menjamin terpenuhinya setiap



kepentingannya, terutama untuk mengeluarkan diri dari jeratan krisis yang semakin



kronis.



Ditahun 2013 ini, melalui kerjasama-kerjasama Multilateral yang telah dibentuknya,



baik ditingkat dunia secara umum  (global)  maupun ditingkat regional dengan



berbagai perjanjian kerjasama yang mengikat bagi Negara-negara anggotanya,



Imperialisme telah menetapkan 3 (tiga) agenda konsolidasinya terhadap Negaranegara yang telah berada dibawah dominasinya, yakni melalui: Pertama, 1).



Pertemuan High Level Panel (HLP) untuk melakukan penilaian atas perjalanan dan



pencapaian Millennium Developments Goals (MDGs)  sejak tahun 2000-2015,



sekaligus untuk merumuskan rencana program pembangunan paska 2015.



Pertemuan tersebut  akan diselenggarakan pada bulan Maret 2013. Kedua.



Pertemuan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) yang akan diselenggarakan



pada  (Bulan April: Pertemuan Menteri perdaganagan, di Surabaya. Bulan Oktober:



Konsep Umum FMN*



Pertemuan Umum/General, di Bali) 2013. Ketiga, yaitu pertemuan tingkat menteri



kesembilan organisasi perdagangan dunia (WTO) yang akan diselenggarakan pada



bulan Desember 2013. Seluruh agenda tersebut akan diselenggarakan di Bali,



Indonesia.



“Penjelasan umum terkait point-poin pembahasan yang menjadi sorotan utama



ketiga pertemuan tersebut (MDGs, APEC dan, WTO) yang semuanya akan



diselenggarakan di Bali Indonesi,  (Terlampir:  BACKGROUND NOTES ON MAJOR



UPCOMING INTERNATIONAL EVENTS IN INDONESIA IN 2013)”.



Esensi agenda global bagi Imperialisme



Secara umum, seluruh agenda tersebut memiliki historis dan peran secara spesifik



yang menjadi dasar pembentukannya sebagai kendaraan bagi Imperialisme dalam



menancapkan seluruh skema penghisapannya.



1. MDG’s Bukan Solusi



Millennium Development’s Goal (MDG’s) dalam historisnya, dilahirkan atas situasi



umum Imperialisme, khususnya imperialisme AS yang tengah mengalami krisis



keuangan (Financials Crisis) pada tahun 1997-1998. Krisis tersebut secara lansung



telah melahirkan stagnasi dan merosotnya pertumbuhan ekonomi dan financial



diberbagai negeri, termasuk Negara-negara dikawasan Asia. Sebagai akibatnya,



krisis tersebut telah memukul penghidupan rakyat secara lansung yang diperparah



dengan berbagai kebijakan spekulasi dari pemerintah dalam upaya menghadapi



krisis yang tengah berlansung.



Lahirnya MDG’s juga dipicu oleh kemajuan gerakan rakyat anti-globalisasi dan antiimperialis yang terus meningkat dan semakin militan dan terus meluas diberbagai



belahan dunia selama dekade terakhir dari milenium sebelumnya. Hal ini



ditunjukkan oleh Konferensi Rakyat anti Globalisasi  dan anti Imperialis di Manila



pada tahun 1996, Carnaval rakyat Melawan APEC pada tahun 1997, dan gerakan



militant di Seattle pada tahun 1999. Demikian juga dengan gerakan reformasi di



Indonesia pada tahun 1998 yang berujung pada tumbangnya dictator orde baru,



Soeharto.



Akibat krisis tersebut dengan berbagai persoalan social, ekonomi dan politik yang



terus memburuk, MDG’s dilahirkan dengan ilusi berbagai program pembangunan



“se-olah-olah” sebagai solusi atas berbagai tuntutan rakyat. Kenyataannya, skema



tersebut (MDG’s) yang dikontrol secara lansung oleh imperialisme AS melalui PBB,



telah dijadikan sebagai Blue Print program pembangunan diseluruh negeri yang



berada dibawah payung PBB.



Konsep Umum FMN*



Dalam perjalanannya, sejak diluncurkan pada tahun 2000, MDG’s telah digunakan



sebagai tameng  untuk menebar ilusi  pembangunan dibawah kebijakan neoliberal



Imperialsime yang diterapkan melalui rezim bonekanya diberbagai Negeri,



sekaligus sebagai upaya untuk menghambat laju gerakan rakyat yang terus



meningkat. Lembaga-lembaga  keuangan imperialis telah mendorong  kebohongankebohongan tersebut kepada rakyat di negara-negara miskin dan bangkrut. Dengan



demikian, MDG’s berfungsi untuk membalut hubungan eksploitatif antara negaranegara dependen (bergantung) dan kekuatan imperialis, dengan demikian mereka



mendustakan kesepakatan yang diajukan oleh mereka sendiri.



2. APEC bukan kerjasama Independent Asia Pasific



Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) sejatinya bukanlah satu skema kerjasama



regional yang independent untuk pembangunan ekonomi Negara-negara dikawasan



Asia Pasifik. Namun APEC telah digunakan sebagai satu kendaraan untuk



mengkonsolidasikan Negara-negara yang berada kawasan Asia yang diikat dengan



seluruh perjanjian kerjasama ekonomi dan perdagangan. Secara khusus, skema ini



sebagai penjamin akan terlibatnya seluruh Negara dikawasan Asia dalam



menjalankan seluruh skema global yang ditransformasikan melalui Negara-negara



Anggota kerjasama global yang telah dibangun dan dikontrol secara lansung oleh



Imperialisme AS.



Pada tahun 2013 ini, sebagai tuan rumah, Indonesia akan mengusung tiga prioritas



utama sebagai bagian perjanjian yang akan disepakati dalam pertemuan APEC



Mendatang. Prioritas utama tersebut yakni, mencapai the Bogor Goals, mewujudkan



kesetaraan dalam pembangunan berkelanjutan, dan mendorong terwujudnya



konektivitas. Gita Wirjawan (Menteri perdagangan RI) menyebutkan, bahwa ketiga



prioritas tersebut diarahkan untuk mewujudkan tema APEC dibawah keketuaan



Indonesia tahun ini, yaitu menjadikan ‘Asia Pasifik yang berdaya tahan sebagai



mesin penggerak pertumbuhan dunia.’ Kepada seluruh Menteri Ekonomi APEC



bahkan ditegaskan, bahwa pentingnya ketiga prioritas utama tersebut ialah sebagai



usaha serius untuk melanjutkan upaya pencapaian the Bogor Goals, yang didasarkan



pada isi deklarasi APEC Bogor “APEC Bogor Declaration” pada tahun 1994, yakni



liberalisasi dan fasilitasi perdagangan, serta investasi yang didukung kerjasama



ekonomi dan teknis.



Pemerintah Indonesia  juga menggarisbawahi pentingnya mencapai pembangunan



yang berkelanjutan dengan mengutamakan keadilan dan kesetaraan di antara



ekonomi anggota APEC. Memaksimalkan pelaksanaan  program-proram asistensi



dan investasi pengembangan SDM, dukungan nyata bagi Usaha Kecil dan Menengah



Konsep Umum FMN*



(UKM), dan pengembangan inovasi yang dibarengi upaya untuk terus mendukung



kelestarian lingkungan. Tujuan-tujuan umum pembangunan tersebut, dikatakan



sebagai salah satu upaya untuk memperkecil ketidak seimbangan pembangunan



(uneven developments).



Dalam  melanjutkan  proses  pengurangan emisi karbon secara global,  tahun ini



Indonesia  juga  akan mengusulkan penambahan  sejumlah  produk pertanian yang



ramah lingkungan, seperti Crude Palm Oil (CPO) dan karet, agar dapat dimasukkan



ke dalam daftar APEC Environmental Goods (EGs). Pemerintah meng-Ilusikan bahwa,



selain mendorong pelestarian lingkungan, produk berbasis pertanian ini juga dapat



meningkatkan kesejahteraan para petani, dan pada akhirnya memperkecil



disparitas ekonomi antar anggota.



Terkait dengan kesetaraan, Indonesia akan mendorong agar APEC dapat lebih



memberdayakan UKM, perempuan, pemuda dan kelompok-kelompok yang selama



ini terpinggirkan. Mendag mengatakan, hal ini harus sejalan dengan upaya mencapai



ketahanan pangan, pembukaan akses kepada pembiayaan, mendorong peningkatan



kualitas kesehatan, termasuk pelibatan UKM dalam rantai produksi global.



Pemerintah juga mengajak para Menteri Ekonomi APEC untuk meningkatkan daya



saing kawasan Asia Pasifik dengan memperkuat konektivitas, sehingga transaksi



perdagangan dapat menjadi lebih murah, cepat, mudah, dan aman.



Selain ketiga agenda di atas, Mendag RI mengungkapkan bahwa pada pertemuan



Ministers Responsible for Trade (MRT) tahun ini di Surabaya pada tanggal 20-21



April 2013, Indonesia akan mengajak para Menteri APEC untuk memberikan



dukungan optimal bagi  upaya mengatasi kebuntuan Perundingan Putaran Doha



WTO. Sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Menteri  World Trade Organization



(WTO) 2013, Indonesia akan berupaya agar dapat mencapai kesepakatan dibidang



Fasilitasi Perdagangan dan apa yang dikenal sebagai  Paket Negara Kurang



Berkembang (Least Developed Countries Package).



Dari uraian persiapan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia tersebut, dapat



dilihat korelasi lansung antara APEC dengan berbagai skema kerjasama



Imperialisme lainnya, khsusnya terkait dengan MDG’s dan WTO. Dibawah perspektif



pembangunan dan orientasi yang timpang jauh dari aspirasi Rakyat, seluruh



program tersebut hanya akan menjadi ilusi yang akan terus menambah penderitaan



bagi Rakyat. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai kenyataan akan



dampak implementasi seluruh perjanjian dan kerjasama tersebut di Indonesia. Baik



dengan Ilusi perdagangan karbon dan Ekonomi hijau (Green Economy) yang terus



Konsep Umum FMN*



memperhebat perampasan tanah kaum tani, meningkatkan angka pengangguran



dan hilangnya sumber-sumber penghidupan Rakyat.



Demikian pula dengan jargon  “kerjasama perdagangan yang murah, cepat dan



aman” telah menyebabkan tidak berkembangnya Industri nasional dan bangkrutnya



pengusaha-pengusaha dan pedagang kecil di Indonesia.  Hal tersebut tentu saja



hanya menjadi ilusi bagi rakyat ditengah monopoli modal dan pasar oleh kapitalis



monopoli yang tengah terjerat krisis akibat overproduksi didalam negerinya. Target



tersebut, relevan dengan target-target yang ingin di capai oleh WTO melalui



pertemuan tingkat menteri kesembilan pada bulan Desember mendatang. Salah satu



target tersebut yakni, mewujudkan kerjasama perdagangan bebas tariff, atau selaras



juga dengan kerjasama perdagangan  global yang dianut oleh banyak  Negara dan



kawasan, yakni kerjasama perdagangan bebas (Free Trade Agreements/FTA).



3. WTO Bukan kerjasama Perdagangan yang Adil



Secara khusus terkait dengan WTO sebagai satu-satunya organisasi perdagangan



dunia yang menghimpun berbagai negeri diseluruh kawasan. Organisasi



perdagangan dunia (WTO) secara histories memang dibentuk sebagai salah satu



skema liberalisasi  perdagangan. Celakanya, untuk mendapatkan keuntungan yang



berlimpah, tidak hanya dalam aspek financial, namun juga dalam aspek politik dan



kebudayaan, melalui kebijakan yang ditetapkan dalam organisasi tersebut (WTO),



Imperialisme telah menggeret sejumlah sector public kedalam sector jasa, sehingga



dapat diperjual belikan, termasuk didalamnya adalah sector pendidikan, kesehatan



dan, teknologi informasi dan komunikasi.



Sepanjang keberadaannya hingga kurang lebih 19 tahun (1994-2013) sekarang ini,



telah terbukti bahwa WTO sama sekali tidak berguna bagi  rakyat, bahkan



sebaliknya  organisasi perdagangan ini hanya menguntungkan bagi Imperialisme



dan telah menyengsarakan rakyat. Karenanya, atas berbagai kerusakan yang telah



menciptakan penderitaan bagi rakyat, maka sudah sepantasnya organisasi



perdagangan tersebut untuk dihapuskan. Rakyat harus mulai merumuskan dan



mendorong terbentuknya alternatif-alternatif kerjasama perdagangan yang adil,



mengabdi pada rakyat dan saling menguntungkan bagi semua pihak.



Namun demikian dalam perjuangan untuk menghapuskan skema liberalisasi



tersebut, Imperialisme juga tidak akan pernah sudi untuk menyerahkannya secara



sukarela begitu saja. Demikian pula usaha untuk merumuskan skema perdagangan



yang adil dan saling menguntungkan sampai dengan upaya-upaya untuk



membangun alternatif-alternatif kerjasama perdagangan yang sesuai dengan



harapan rakyat tersebut, tidak akan pernah terwujud tanpa adanya desakan yang



Konsep Umum FMN*



kuat dari rakyat diseluruh sector. Untuk hal tersebut, maka rakyat harus mulai



secara intensif dan massif melakukan propaganda-propaganda dan kampanye untuk



memblejeti kebusukan dari WTO yang dikendalikan secara penuh oleh Imerialisme.



Hal tersebutlah yang menjadi dasar pemikiran akan pentingnya bagi kita (Seluruh



kalangan rakyat progressif) untuk segera mengkonsolidasikan diri dan



merumuskan taktik dan strategi bersama, guna mewujudkan harapan tersebut.



Menyelenggarakan serangkaian agenda untuk menyikapi pertemuan tingkat



menteri yang akan diselenggarakan di Bali, pada bulan Desember mendatang tentu



saja memiliki nilai yang besar sebagai usaha-usaha persatuan bagi gerakan rakyat



untuk memblejeti dan melawan seluruh kebijakan dan skema penghisapan



imperialisme terhadap rakyat diseluruh dunia.



Tujuan



Tujuan dari kampanye global ini adalah untuk terus memperluas kesadaran rakyat



anti Imperialisme, untuk memperbesar dan memperkuat persatuan rakyat secara



sektoral dan multisektoral, baik didalam Negeri, ditingkat regional dan



Internasional.Secara spesifik, tujuan dari kampanye ini, yakni:



1. Memperkuat persatuan dan konsolidasi gerakan  pemuda dan mahasiswa



bersama gerakan rakyat disektor lainnya secara umum  ditingkat  local hingga



nasional



2. Melakukan Penyadaran kepada massa atas esensi dari seluruh kerjasama



multilateral (Global dan Regional) yang berada dibawah control Imperialisme AS



dan Dampaknya bagi Rakyat



3. Melakukan pembelejetan atas seluruh Kerjasama Multilateral dan bilateral yang



tidak berpihak kepada rakyat



4. Untuk meningkatkan kesadaran massa atas skema-skema penindasan



Imperialisme di Indonesia



5. Membangkitkan  kesadaran massa untuk berorganisasi dan melakukan



perlawanan atas segala bentuk penindasan yang dialaminya



6. Untuk merangkul massa seluas-luasnya dalam gerakan melawan dominasi



imperialisme (Perspektif anti mperialis)



7. Membangun Aliansi Sektoral dan multisektoral yang lebih luas ditingkat Lokal



dan nasional



Target



1. Terkonsolidasi, menguat dan meluasnya  persatuan  gerakan  pemuda dan



mahasiswa bersama gerakan rakyat disektor lainnya secara umum di tingkat



local dan nasional melalui kerjasama kegiatan/Kampanye bersama.



Konsep Umum FMN*



2. Meluasnya kesadaran rakyat atas skema penindasan Imperialisme di Indonesia



dan secara global



3. Terlibatnya massa secara luas dalam setiap tahapan kampanye  di Tingkat local



maupun kampanye yang dikoordinasikan secara Nasional,  regional hingga



tingkat Internasional



4. Terealisasinya rekruitmen  (penambahan)  anggota secara massif  bagi seluruh



Organisasi yang tersatukan dalam konsolidasi disetiap daerah secara Nasional



5. Terbangunnya komite kerja (kepanitiaan bersama) kampanye global dan



konferensi pemuda Internasional diseluruh daerah



6. Terbangunnya Aliansi Rakyat Indonesia/Indonesian People Alliance (ARI/IPA)



disetiap daerah ataupun aliansi lainnya dengan garis politik yang sejalan dengan



IPA, sebagai Aliansi Multisektoral secara luas, sebagai Aliansi melawan seluruh



Agenda global 2013



7. Merangkul Organisasi sektoral pemuda dan Mahasiswa, baik sebagai tulang



punggung (Core group/Back bond) dalam Aliansi Sektoral maupun sebagai



Anggota Aliansi yang dapat mendukung perluasan kampanye dan persebaran



jaringan, sekaligus sebagai penghubung dengan massa secara luas



8. Terbangunnya Aliansi sektoral pemuda dan Mahasiswa tingkat local dan



nasional, serta dipahaminya arti penting pembangunan Aliansi sektoral tingkat



nasional, regional sampai Internasional (Ada Komitmen Anggota Aliansi Sektoral



untuk terlibat dalam Konferensi Pemuda Internasional-WPYC)



9. Diketahuinya/Dikenalnya FMN secara luas sebagai Ormas mahasiswa anti



Imperialisme dan Feodalisme, ASA ditingkat Asia Pasific dan ILPS sebagai Aliansi



Anti Imperialisme skala Internasional



Rencana Kegiatan



Sebagai upaya untuk mewujudkan seluruh tujuan dan mencapai target-target



tersebut,  organisasi harus menjalankan prinsip-prinsip yang menjadi prasyarat



mendasarnya dengan melibatkan massa dan anggota sebesar-besarnya. Syaratsyarat yang harus dipenuhi adalah mengintensifkan kerja-kerja Propaganda,



pendidikan massa dan pembangunan Aliansi dan jaringan yang luas dan kuat.



A. Pendidikan dan Propaganda



1. Pendidikan Massa



Pendidikan Massa akan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman



dan kesadaran Anggota organisasi (FMN) khususnya dan, massa luas pada



umumnya. Pendidikan akan diselenggarakan dalam berbagai bentuk secara massif



dibasis-basis setiap cabang persebaran Organisasi. Secara formil, bentuk pendidikan



utama yang akan dilakukan adalah dengan menyelenggarakan forum-forum luas



seperti Seminar, Workshop dan bentuk-bentuk lainnya.



Konsep Umum FMN*



a). Pendidikan Internal



Pendidikan Internal adalah pendidikan yang dilakukan didalam Internal Organisasi



dan aliansi  dengan peserta utama adalah  pimpinan dan anggota organisasi



dikampus-kampus setiap basis persebaran organisasi diseluruh cabang.



Pendidikan Internal akan dilakukan secara Intensif melalui group-group anggota,



aliansi dan massa disetiap kampus. Sedangkan materi utama dalam pendidikan



Internal ini adalah, Materi tentang prinsip dan garis perjuangan organisasi, materi



yang  disarikan dari  analisis  situasi sektoral, nasional dan Internasional dan,



selanjutnya  materi tentang analisis komprehensif terkait dengan ketiga agenda



global tersebut.  Seluruh materi akan  dikorelasikan dengan situasi umum pemuda



dan Mahasiswa di Indonesia serta keadaan khusus disetiap daerah/cabang.



Penetapan materi didasarkan pada espectasi untuk meningkatkan pemahaman dan



kesadaran anggota akan manifestasi dan bagaimana mengimplementasikan prinsipprinsip dan garis perjuangan Organisasi. Selanjutnya, untuk meningkatkan



pemahaman dan kesadaran anggota terkait dengan perkembangan situasi umum



imperialisme dan dampaknya bagi rakyat, khususnya disektor pemuda dan



mahasiswa serta pendidikan secara umum. Kaitannya dengan materi terakhir,



ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran Anggota terkait dengan



ketiga agenda global tersebut secra khusus, dan kerjasama bilateral dan multilateral



lainnya sebagai skema penghisapan Imperialsime lainnya dalam menghisap dan



menindas rakyat, serta untuk memahami implementasi dan dampaknya secara



lansung disektor pemuda dan pendidikan secara umum.



Secara general, Pendidikan Internal akan dilakukan dalam bentuk Workshop



Nasional yang melibatkan “perwakilan” pimpinan (Cabang dan Ranting) seluruh



Cabang FMN. Materi yang akan disajikan dalam workshop, selain ketiga materi



utama (substansi) diatas, yakni tentang “Rencana dan Konsep Kampanye Global”



yang telah disusun oleh Pimpinan Pusat.



b). Pendidikan luas



Pendidikan luas adalah pendidikan yang diselenggarakan secara luas ditengahtengah massa, utamanya dikampus-kampus setiap basis persebaran organisasi



diseluruh cabang dan dikampus-kampus sasaran ekspansi.



Pendidikan  massa  akan dilakukan secara Intensif melalui  forum-forum luas yang



diselenggarakan oleh Organisasi secara lansung maupun kegiatan yang



diselenggarakan melalui kerjasama dengan lembaga dan organisasi lainnya, serta



Konsep Umum FMN*



melalui  group-group  kontak yang dibangun oleh anggota disetiap kampus.



Sedangkan materi utama dalam pendidikan luas ini adalah, materi  yang disarikan



dari analisis situasi sektoral, nasional dan Internasional  yang dikemas sesuai



dengan tingkat kesadaran massa  dan, selanjutnya materi tentang analisis



komprehensif terkait dengan ketiga agenda global tersebut.  Kedua materi akan



dikorelasikan dengan situasi umum pemuda dan Mahasiswa di Indonesia secara



umum dan kekhususan disetiap daerah.



2. Propaganda Massa



Propaganda akan dilakukan secara berkesinambungan, massif dan intensif ditengah



massa. Propaganda paling utama ditujukan untuk membangkitkan kesadaran massa



secara luas terkait dengan  esensi dari ketiga agenda global dan hubungannya



dengan persoalan pemuda dan pendidikan  di Indonesia. Materi propaganda



mencakup soal analisis situasi sektoral, nasional dan Internasional, analisis



komprehsensif agenda global serta implementasi dan dampaknya terhadap pemuda



dan mahasiswa. Secara persuasive, isi propaganda akan memberikan gambaran



awal karakter masyarakat Indonesia dan persoalan pokoknya sebagai akar dari



persoalan pemuda dan pendidikan di Indonesia serta jalan keluarnya.



Bentuk-bentuk Propaganda yang akan dilakukan antara lain:



a). Seminar dan Workshop



Seminar dan Workshop akan diselenggarakan secara parallel dengan kedudukan



dan tujuan secara spesifik dari tahap persiapan hingga Puncak kampanye.



 Konsultasi Sektoral



Konsultasi sektoral akan diselenggarakan dalam bentuk Seminar dan Workshop di



Tingkat Lokal dan Nasional. Konsultasi sektoral diselenggarakan sebagai salah satu



tahapan menuju kampanye puncak, dengan tujuan untuk menghimpun data dan



analisis persoalan sektoral pemuda dan mahasiswa dengan bentuk-bentuk khusus



disetiap kampus diseluruh daerah sebagai bahan analisis komprehensif persoalan



pemuda dan mahasiswa untuk penyusunan materi propaganda sektoral. Peserta



dari konsultasi sektoral adalah massa pemuda dan mahasiswa, baik yang sudah



terorganisir didalam organisasi-organisasi kemahasiswaan didalam kampus



maupun diluar kampus, organisasi pemuda disetiap daerah dan massa luas lainnya.



- Konsultasi sektoral tingkat Lokal



Konsultasi sektoral  ditingkat local akan di Hosting secara lansung oleh FMN



bersama  “aliansinya” disetiap Cabang dengan menggalang organisasi pemuda



dan  mahasiswaan di daerah masing-masing untuk dilibatkan dalam kegiatan,



baik sebagai host (Kepanitiaan) bersama maupun sebagai peserta yang



Konsep Umum FMN*



kemudian akan ditindak lanjuti sebagai anggota Aliansi sektoral ditingkat local,



khususnya dalam penyikapan agenda global dan  sebagai peserta  konferensi



nasional dan Internasional.



Secara khusus, konsultasi sektoral tingkat local diprioritaskan dapat terlaksana



di kota-kota besar (Pusat Industri) dan yang memiliki Konjen AS, diantaranya:



1). Jakarta : Pusat Pemerintahan/Ibu Kota Negara dan terdapat Kodubes



AS



2). Surabaya  : Pusat Industri wilayah Jawa Timur dan terdapat Konjen AS



3). Yogyakarta : Sebagai kota pendidikan



4). Bandung : Pusat Industri



5). Medan : Kota Industri dan memiliki Konjen AS



6). Makasar  : Kota wilayah pengembangan Industri



7). Bali : Tempat penyelenggaraan seluruh agenda Global dan memiliki



Konjen AS



8). Mataram-NTB: Kota yang terletak di Pulau terdekat dengan Bali sebagai salah



satu topangan basis massa untuk Mobilisasi puncak kampanye pada Bulan



Desember



- Konsultasi sektoral tingkat Nasional



Konsultasi Sektoral di tingkat Nasional akan diselenggarakan untuk menghimpun



kesimpulan-kesimpulan dan resolusi yang dihasilkan dalam konsultasi-konsultasi



sektoral ditingkat local diseruh daerah.



Konsultasi ditingkat nasional akan melibatkan seluruh jaringan pemuda dan



Mahasiswa yang ada di Jabodetabek khususnya dan organisasi-organisasi pemuda



dan mahasiswa diseluruh daerah secara umum, terutama Organisasi-organisasi



yang sudah terlibat didalam konsultasi sektoral tingkat local, atau minimal



perwakilan  dari Aliansi/Jaringan pemuda dan mahasiswa ditingkat local yang



terbangun melalui konsultasi-konsultasi sektoral diseluruh daerah.



Waktu pelaksanaan kegiatan Konsultasi Sektoral:



- Tingkat Lokal : Mulai Bulan Maret-Juli 2013



- Tingkat Nasional : Bulan Agustus/September 2013 di Jakarta



b). Penyebaran selebaran



Penyebaran selebaran akan dilakukan disetiap kampus basis persebaran FMN.



Konten yang dimuat didalam selebaran akan didasarkan pada hasil Investigasi



dikampus dan cabang masing-masing dan dikorelasikan dengan analisis terkait isu



ketiga Agenda global dan bentuk kerjasama lainnya. Selebaran akan diterbitkan



Konsep Umum FMN*



setiap bulan dan disesuiakan dengan perkembangan Isu sektoral dan multisektoral



yang tengah berkembang ditingkat local dan nasional dan dihubungkan dengan



momentum kampanye lainnya sepanjang tahun 2013.



c). Panflet



Panflet akan diterbitkan dalam bentuk cetak dan Elektrik. Konten dan Momentum



sama dengan  selebaran  dan memberikan tekanan-tekanan khusus pada isu dan



momentum kampanye, khususnya terkait dengan ketiga agenda global.



d). Memaksimalkan propaganda Online



Propaganda Online yang digunakan adalah, Mailing list, Blog, FB dan, Tweeter.



Propaganda Online akan menerbitkan release-realese organisasi,  statemen, update



analisis, kegiatan-kegiatan kampanye, design-design poster, Panflet, Sticker, dan



Video-video pendek.



B. Pembangunan Aliansi



Pembangunan aliansi ini ditekankan tidak hanya untuk memperbesar barisan



didalam penyikapan seluruh Agenda tersebut, namun pembangunan Aliansi yang



luas dan solid ini adalah bagian kerja massa membangkitkan, mengorganisasikan



dan menggerakkan massa.



Dalam pekerjaan ini, FMN akan berupaya sekeras-kerasnya untuk dapat merangkul



organisasi seluas-luasnya, baik sektoral maupun multisektoral. Secara khusus untuk



kampanye Global ini,  Aliansi yang akan dibangun adalah Aliansi Rakyat



Indonesia/Indonesian People’s Alliance (ARI/IPA) sebagai kendaraan dalam



menyikapi seluruh Agenda global tersebut.



Untuk barisan sektoral



FMN harus merangkul seluruh organisasi pemuda dan mahasiswa  di tingkat



nasional dan disetiap daerah, melalui cabang dan basis-basih terendah organisasi



disetiap kota persebaran FMN,  baik organisasi dependen kampus, Ormas (Ormas



demokratis, Cipayung maupun primordial) dan organisasi pemuda tingkat local,



baik yang ada didalam kampus maupun diluar kampus.



Seluruh Organisasi yang  sudah diidentifikasi, dirangkul agar dapat tergabung



didalam IPA dengan melakukan propaganda secara intensif, ajakan kerjasama dan



pelibatan didalam kegiatan.



Untuk Aliansi Multisektoral



Konsep Umum FMN*



Seluruh Cabang diharapkan dapat menarik organisasi-organisasi massa diseluruh



sektor, NGO, Individu akademisi dan intelektuil progressif yang ada ditempat kerja



masing-masing.



Setelah melakukan Identifikasi atas Organisasi-organisasi tersebut,  upaya



pembangunan Aliansi akan mulai dikerjakan dengan melakukan pertemuan (tahap



awal dapat dilakukan satu persatu/bilateral) atau kunjungan-kunjungan kepada



organisasi sasaran pembangunan aliansi. Dalam pekerjaan tersebut, petugas sudah



mulai melakukan propaganda substansi (analisis) agenda global dan isu lainnya,



propaganda tentang program kampanye dan rencana aksi dan,  sekaligus ajakan



kerjasama untuk menjadi host bersama atau menjadi bagian aliansi.



Agar pekerjaan tidak timpang, atau berjalan sebelah,  organisasi-organisasi yang



sudah sepakat dan komitmen untuk menjadi bagian aliansi akan lansung dilibatkan



dalam kerja-kerja penguatan dan perluasan aliansi dan pekerjaan-pekerjaan lainnya



dalam rangka mensukseskan kampanye global dan pembangunan aliansi sektoral



pemuda dan mahasiswa yang kuat dan luas.



C. Mobilisasi



Pekerjaan mobilisasi  akan dijalankan dalam setiap kegiatan. Secara khusus,



mobilisasi massa untuk aksi-aksi demonstrasi akan dilakukan dalam rangkaian



konsolidasi-konsolidasi umum sektoral hingga puncak kampanye 2013 yang akan



diselenggarakan bertepatan dengan penyikapan WTO dan Konferensi Pemuda



Internasional. Mobilisasi juga akan dilakukan dalam menyikapi isu-isu khusus



pemuda dan pendidikan yang sedang berkembang dan, mobilisasi dalam



penyikapan momentum-momentum umum kampanye yang diselenggarakan setiap



tahun. Secara spesifik, mobilisasi akan dilakukan pada:



1. Konsultasi nasional sektoral pemuda dan mahasiswa



Mobilisasi ini dilakukan sebagai salah satu rangkaian konsultasi sektoral nasional



yang diselenggarakan untuk menghimpun/mengkonsolidasikan hasil konsultasi



sektoral tingkat local. Mobilisasi ini dilakukan untuk tetap meningkatkan  nuansa



dan kestabilan politik kampanye agenda global sampai dengan puncak kampanye.



Secara khusus juga untuk memperkuat ikatan dan konsolidasi sektoral. Mobilisasi



dalam rangkaian konsultasi nasional sektoral akan diselenggarakan di Jakarta pada



bulan September.



2. Hari Mahasiswa Internasional



Konsep Umum FMN*



Mobilisasi pada momentum hari Mahasiswa Internasional/International Stuudent’s



Day (ISD, 17 November) akan diselenggarakan secara Nasional diseluruh Cabang



FMN dan sekaligus sebagai rangkaian konferensi nasional pemuda Indonesia.



Mobilisasi ini akan diselenggarakan di Jakarta atau Bali (Akan disesuaikan pada



kondisi keuangan dan efektifitas kampanye).



3. Penyikapan APEC Summit



Mobilisasi akan diselenggarakan secara nasional diseluruh cabang FMN dan



dipusatkan di Bali dan Jakarta. Mobilasi dalam rangka penyikapan APEC tersebut



akan diselenggarakan pada Bulan Oktober.



4. Aksi piket pemuda dan mahasiswa sebagai rangkaian penyikapan WTO



(People Global Camp) dan konferensi pemuda Internasional



5. Mobilisasi umum penyikapan WTO



Mobilisasi akan dilakukan secara nasional diseluruh basis FMN. Pusat mobilisasi



akan dilakukan di Bali dan Jakarta.  Mobilisasi puncak tersebut sekaligus sebagai



ruang untuk mengkampanyekan terlaksananya konferensi pemuda Internasional



dan terbentuknya komite koordinasi dan program perjuangannya. Secara khusus



untuk Mobilisasi yang diselenggarakan di Bali akan melibatkan seluruh peserta



Konferensi dan people global camp (PGC). Basis kongkrti mobilisasi yakni dari



kampus-kampus basis FMN di Denpasar dan di topang oleh Massa FMN Surabaya



dan Mataram-Lotim.



6. Mobilisasi umum



Mobilisasi umum akan diselenggarakan berdasarkan momentum kampanye yang



senantiasa disikapi setiap tahun, seperti:



 May Day, 1 Mei



 Hardiknas, 2 Mei



 HARLAH FMN, 18 Mei (Satu dasawarsa FMN)



 HTN, 24 September



 Sumpah Pemuda, 28 Oktober



 ISD (Include Mobilisasi khusus)



 Hari HAM, 10 Desember



7. Mobilisasi dalam situasi khusus (Respon cepat)



Mobilisasi lainnya akan dilakukan berdasarkan perkembangan situasi politik



nasional dan situasi rakyat. Mobilisasi ini adalah mobilisasi yang dilakukan



Konsep Umum FMN*



dalam menyikapi isu-isu panas yang berkembang dan situasi khusus atas kasuskasus penindasan kejam rezim terhadap Rakyat.



D. Deklarasi Jaringan/Aliansi Sektoral (Konferensi Nasional dan



Internasional)



1. Konferensi Nasional Pemuda dan Mahasiswa Indonesia (National



Conference of Indonesian Youth and Educations/NCIYE)



Konferensi ini, pada awalnya ditargetkan dapat terlaksana pada Bulan November



2013. Namun untuk mengefektifkan mobilisasi dan biaya, Konferensi Nasional akan



diselenggarakan pada Bulan Oktober, bertepatan dengan Penyikapan APEC dan hari



sumpah Pemuda.



Tujuan dari Konferensi ini adalah untuk  pengukuhan jaringan/persatuan pemuda



dan mahasiswa Indonesia secara Nasional sebagai media untuk mengikat



organisasi-organisasi sektoral yang sudah digalang secara nasional dengan



disandarkan pada persatuan politik dan program. Output konferensi ini juga untuk



menyiapkan sandaran kongkrit aliansi sektoral yang menjadi basis utama mobilisasi



dalam konferensi pemuda Internasional dan penyikapan WTO, di Bali.



Espektasi jangka panjangnya, Output dari Konferensi ini dapat dijadikan sebagai



kendaraan untuk mempermudah kerja-kerja  pembangunan  ormass pemuda



(komprehensif) skala Nasional.



2. Konferensi Pemuda dan Mahasiswa Internasional (World People Youth



Conference/WPYC)



Konferensi pemuda Internasional akan diselenggarakan pada Bulan Desember



sebagai salah satu rangkaian kampanye penyikapan WTO. Secara umum, konferensi



ini ditujukan untuk memperluas persatuan dan jaringan pemuda dan mahasiswa



internasional anti Imperialisme. Secara khusus untuk memperkuat konsolidasi



anggota dan memperbesar organisasi (Rekruitmen dan perluasan), mempermudah



perluasan dan penguatan aliansi sektoral tingkat local dan nasional dan, untuk



memperluas garis anti Imperialisme dikalangan pemuda dan mahasiswa di



Indonesia.



E. Kebutuhan



1. Materi



Kebutuhan materi yang harus disiapkan adalah:



1). Analisis Sektoral, Nasional dan Internasional.



Konsep Umum FMN*



Note: Untuk Komite/Panitia tingkat local, materi/analisis akan ditambahkan dengan



analisis situasi umum local/daerah, secara sektoral dan multisektoral



2). Analisis komprehensif tentang Agenda Global (MDG’s, APEC dan, WTO)



3). Material/Media Propaganda: Power Point, Flayer, Panflet, Livelet, dll.



2. Perlengkapan



1). Perlengkapan yang dibutuhkan untuk seluruh Agenda akan disesuaikan dengan



bentuk-bentuk kegiatan yang diselenggarakan. Namun kebutuhan-kebutuhan



perlengkapan yang harus dipenuhi secara umum adalah, kebutuhan-kebutuhan



kegiatan yang organisir dan dikoordinasikan secara lansung oleh Pimpinan Pusat,



seperti: Konsultasi Sektoral tingkat local didaerah-daerah/Kota Prioritas, Konsultasi



Sektoral Nasional,  Konferensi Nasional, Konferensi Internasional, Mobilisasi



Nasional. Adapun kebutuhan-kebutuhan perlengkapan yang harus dipenuhi antara



 Tempat Kegiatan (Untuk Seminar dan Workshop Sektoral tingkat Lokal dan



Nasional, konferensi nasional dan Internasional)



 Penginapan Peserta (Untuk acara Konsultasi sektoral tingkat Nasional,



Konferensi Nasional dan Internasional)



 Baliho



 Spanduk Seminar dan Workshop



 Spanduk Aksi/Mobilisasi



 Poster-poster tuntutan dan jargon Kampanye



3. Financial



Kebutuhan financial didasarkan pada  kebutuhan  seluruh kegiatan dan pekerjaan,



baik kebutuhan sepanjang persiapan dan kebutuhan dalam pelaksanaan kegiatan.



Catatan:



Stiap Levelan Organisasi dan aliansi, diharapkan bisa menyusun secara Rijit, terkait



dengan:



- Rancangan budget seluruh rangkaian kegiatan



- Strategi dan sasaran fundraising



- Target fundrising dan saving kontribusi terhadap komite/panitia Nasional

Senin, 02 Maret 2015

Rabu, 01 Oktober 2014

Episode Orde Baru Jilid II

Wakil rakyat yang seharusnya mewakili aspirasi rakyat sekarang sudah tidak perduli lagi dengan rakyatnya, yang mereka pikirkan hanya kepentingan kelompok dan kepentingan pribadi. Amanah yang di embannya seakan hanya sebuah cerita dongeng yang akan menjadi pengantar tidur untuk anak cucunya, memang tidak semuanya melakukan hal tidak terpuji seperti itu namun yang membela rakyat hanya segelintir orang saja dan itupun mereka rela mempertaruhkan kursi kekuasaan untuk di kembalikan kepada rakyat.
Pancasila dijadikan multitafsir oleh wakil rakyat demi kekuasaan untuk menguasai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan dalil demi rakyat dan kepentingan rakyat, padahal Pancasila itu sangat sakral yang tidak perlu dimultitafsirkan individu maupun kelompok manapun. Sejarah ini menjadi episode yang menyedihkan bagi bangsa ini dan anak cucu dikemudian hari. Rakyat Indonesia akan selalu mengingat dan mencatat partai-partai dan wakil rakyat yang tidak berpihak kepada rakyat.
Rakyat dirampas haknya dari kehidupan sehari-harinya hingga politiknya, wajar jikalau sekelompok orang menakutkan hal ini, dikarenakan rakyat Indonesia merupakan bangsa pejuang yang tidak takut dengan berbagai macam rintangan dan ancaman karena kita sudah mengalami cobaan dari penjajahan, pemberontakan hingga proses reformasi. Namun peristiwa itu seperti lingkaran setan yang merongrong jiwa ibu pertiwi ini. berapa mahalnya nyawa-nyawa pendahulu kita berjuang untuk mendirikan, membangun, dan mengisi bangsa ini. Anggota wakil rakyat membuat mosi tidak percaya bagi rakyatnya sekarang ini membuat sejarah bangsa Indonesia menjadi terhambat dan buruk sekali untuk di kenang.

Wahai Rakyat Marilah kita bersatu padu kita lawan penindasan dan perampasan yang membodohohi kita sekarang ini. "duduk tertindas bangkit melawan mundur adalah pengkhianatan."  Hidup Rakyat!!!!